Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepenuh Hati Jokowi untuk Rakyat Papua

9 Juni 2014   07:40 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:36 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pukul 10 waktu setempat, rombongan sampai di lokasi acara ketiga, yaitu Balai Pertemuan Adat Mablobe yang terletak di kampung Hebeaibulu Yoka, Disrik Heram, Kota Jayapura. Jokowi disambut dengan sangat meriah oleh masyarakat, para tetua adat dan bahkan bupati setempat. Begitu turun dari mobil, sepanjang perjalanan kaki menuju lokasi rumah adat Jokowi dikerubuti oleh warga yang ingin bersalaman. Hampir tak ada jeda, orang-orang merengsek mendekat untuk menyalami dan bahkan sampai foto selfie bersama.

Pengamanan memang tidak nampak terlalu ketat. Tak terlihat ajudan atau sekuriti yang memakai seragam keamanan. Mereka tentu ada, tetapi either berbaju putih atau kotak-kotak. Sama sekali tak tampak ada pengamanan ketak. Hal inilah yang membuat masyarakat merasa tak terintimidasi untuk mendekat langsung dan bersalaman dengan Jokowi.

Padahal, informasi yang saya peroleh dari driver kami, lokasi desa yang dikunjungi merupakan daerah 'panas'. Daerah tersebut sering terjadi konflik yang berujung pada kekerasan antar warga. Kunjungan Jokowi ke kampung tersebut bagi saya adalah tindakan cerdas, bidikan jitu, mengena langsung pada jantungnya. Lagi-lagi, orang Papua takjub pada keberaniannya. Jokowi disambut oleh ondoafi Yoka dan kepala kampung Ismail Mebri. Mereka membacakan pernyataan sikap mendukung Jokowi sebagai presiden Indonesia ke-7.

[caption id="attachment_310318" align="aligncenter" width="640" caption="Di depan Balai Adat Mablobe Papua. Foto by @imangjasmine"]

1402286557233580168
1402286557233580168
[/caption]

Ada beberapa poin besar yang disampaikan oleh Jokowi saat berorasi di pelataran Balai Pertemuan Adat tersebut. Diantaranya adalah soal keamanan, soal kesejahteraan, dan soal effirmative action untuk mendorong orang Papua berkarya di manapun di luar Papua. Soal kemanan, bagi Jokowi, penyelesaiannya adalah dengan mensejahterakan rakyat Papua. Caranya, sumberdaya alam yang melimpah di Papua harus diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Papua. Musti dibangun industri-industri pengolahan di tanah Papua, sehingga sumberdaya alam tidak langsung dibawa keluar sebelum diolah. Demikian juga, infrastruktur harus digenjot. Jalan, pelabuhan, bandara harus ditambah fasilitasnya.

Yang menarik, Jokowi berjanji akan membangunkan moda transportasi kereta api bagi masyarakat Papua. "Kereta api adalah alat transportasi yang paling murah, paling terjangkau oleh masyarakat. Produk-produk pertanian dari pegunungan bisa dengan murah dijual ke kota dengan kereta api, begitu juga sebaliknya", katanya. Salah satu yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Papua adalah karena transportasinya masih sangat mahal. "Masak mau jual singkong harus naik pesawat, berapa biayanya?, kilahnya.

Terkait dengan pengembangan manusia Papua, menurut Jokowi, sebenarnya kualitas kecerdasan Papua tidak kalah dengan orang-orang dari pulau lainnya di Indonesia. Orang Papua itu pintar-pintar, hanya saja kesempatan yang diberikan berangkali belum seluas orang-orang dari pulau lainnya di Indonesia. Oleh karena itu musti ada kebijakan baik di pemerintahan, birokrasi, swasta dan lainnya untuk mendorong orang-orang dari Papua berkarya di pulau-pulau lain. Menurut saya, ini adalah ide yang brilian, inilah yang sering kita sebut sebagai affirmative action, agar orang-orang Papua bisa berkarya tidak hanya di Papua, tetapi di manapun di Indonesia.

Perjalanan selanjutnya adalah makan bersama di rumah makan kampung Yoka. Ibu Megawati hadir, tetapi tidak memberikan sambutan. Sambutan hanya oleh tokoh setempat dan oleh Jokowi. Jokowi sempat bercerita bahwa nama istrinya adalah Iriana. Nama itu pemberian dari kakeknya yang pernah bertugas sebagai guru di Papua. Nama Iriana berasal dari kata Irian, waktu itu nama Papua adalah Irian. Tambahan kata 'na' artinya saya atau kita. Nama Irian + na, artinya Papua adalah kita. Carita mengenai nama istrinya ini langsung mendapatkan tepuk tangan meriah dari audiens.

[caption id="attachment_310320" align="aligncenter" width="640" caption="Jokowi dan Iriana. Foto by @imangjasmine"]

1402286801120600928
1402286801120600928
[/caption]

Selesai makan siang, saat diwawancarai wartawan soal kesejahteraan dan sumberdaya alam di Papua, Jokowi menyampaikan bahwa harus ada renegosiasi kontrak-kontrak pengelolaan sumberdaya alam yang ada di Papua. Saya kira, itu juga menjadi catatan khusus. Kontrak-kontrak pengelolaan sumberdaya alam, termasuk kontrak karya dengan freeport yang selama ini lebih menguntungkan asing, harus direnegosiasi. Ini demi memenuhi amanah konstitusi kita, bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat" (UUD Pasal 33 ayat 3.

Etape perjalanan selanjutnya adalah acara deklarasi relawan pendukung pasangan Capres Jokowi-JK se-Papua di GOR Waringin Kotaraja. Ribuan massa dari berbagai kelompok relawan se-Papua memadati gedung tersebut. Kali ini Ibu Megawati memberikan sambutan dalam acara tersebut. Sementara pembacaan deklarasi dipimpin oleh ketua umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP-2014) Yakoba Yola Lokbere Wetipo. Dalam pidatonya, Jokowi banya bicara soal pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Papua. Jokowi mengeluarkan dua senjata utama yang pernah dipakai saat kampanye dalam pemilihan gubernur DKI tahun 2012 lalu, yaitu Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Sehat. "Ke depan, semua warga Indonesia, dimanapun, bukan hanya yang di Papua saja, harus memiliki dua kartu tersebut, sehingga terjamin pendidikand dan kesehatannya", kata Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun