Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wow,... Jokowi Mulai Pakai Mobil Mewah?

21 Agustus 2014   19:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:57 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[Totota Land Cruiser DKI 1. Sumber: mobilwow.com]

Baca berita hari ini, heboh dengan berita, kemarin (Selasa, 19/8/2014) Jokowi sudah 'nyoba-nyoba' naik mobil mewah. Kali ini yang dinaiki adalah mobil Toyota Land Cruiser hitam berplat B 1961 RFR. Padahal, biasanyanya Jokowi selalu menampakkan kesederhanaannya dengan mobil yang sederhana, Kijang Innova.

Harian Rakyat Merdeka (20/8) menuliskan beritanya begini: "Ada yang beda dengan capres Joko Widodo saat pulang kantor dari Balai Kota DKI, Selasa sore (19/8). Biasanya, Jokowi pulang dengan menumpang Kijang Innova hitam nomor polisi B 1124 BH. Tapi kali ini, Jokowi pulang menaiki mobil "agak mewah" Toyota Land Cruiser hitam berplat B 1961 RFR."

Meskipun mobil mewah tersebut sebenarnya sudah ada sebelum Jokowi menjadi gubernur DKI - mobil tersebut dulunya dipakai Fauzi Bowo sebagai kendaraan dinas - tentu saja ketika yang naik adalah Jokowi menjadi berita besar. Jangankan naik mobil mewah, ibaratnya, Jokowi batuk saja jadi berita.

Sebagaimana dikutip Kompas.com (19/8), saat mengendarai mobil mewah tersebut Jokowi beralasan, "Mobil ini kalau 'ndak dipakai-pakai nanti aki-nya rusak. Gitu saja ditanya." Bagi saya, alasan tersebut sangat klise, tidak cocok sebagai alasan. Soal aki rusak, mosok begitu jadi perhatian baginya? Tidak bisakah dikasih alasan lain yang lebih menenangkan telinga kita?

Saya adalah saksi yang bersama tim, mengikuti Jokowi keliling nusantara selama masa kampanye kemarin. Saya tahu persis bagaimana Jokowi berusaha menunjukkan kesederhanaannya dengan selalu menolak menggunakan mobil kampanye mewah. Standarnya ya itu saja, Kijang Innova. Standar mobil sederhaha ini berlaku juga untuk rombongan. Bahkan kita selalu menolak jika ada tawaran mobil mewah oleh pendukung.

14085976301210052142
14085976301210052142

[Jokowi dan mobil Kijangnya. Sumber: tempo.co]



Salah satu kerja 'sampingan' kami, tim yang di belakang, adalah 'mengusir' mobil-mobil mewah para the have lokal yang menjadi pendukung Jokowi dan bergabung dalam kampanye. Seringkali dengan gayanya yang arogan, saat arak-arakan kampanye, mobil mereka selalu 'nyodok' ke barisan depan - mendekati mobil Jokowi. Saat itulah, kami bertugas menghalau mereka kembali ke belakang. Jujur, saat 'menghalau' itu adalah saat-saat paling memuaskan bagi saya. Kenapa? Karena kita merasa bisa mengusir orang-orang arogan itu! Kita orang sederhana, tongkrongan sederhana, tetapi kita punya kuasa, kuasa untuk mengusir orang-orang yang pongah dengan harta dan tahta itu.

Jokowi tentu bukan orang yang tidak bias membeli mobil mewah. Ia bisa saja membeli barang-marah mewah itu puluhan jumlahnya. adapun, kesederhanaan kendaraan dan bahkan pakaian yang ia kenakan tentu bukan karena ia tidak mampu membeli barang-barang yang lebih mewah dari itu semua, tetapi - saya yakin - karena ingin memberi contoh dan melatih bangsa ini hidup sederhana.

14085980371608414557
14085980371608414557

[Walikota Solo, Jokowi pake' mobil dalam negeri ESEMKA. Sumber: mobilwow.com]


Ya, bangsa ini perlu dilatih cara hidup sederhana. Cukup lama kita dipertontonkan oleh perilaku pongah para penguasa kita (bersama antek-anteknya) dengan mengenakan pakaian mewah, rumah mewah, fasilitas lux, dan kendaraan mewah. Kesuksesan diukur oleh kemampuan mengakumulasi materi sebanyak mungkin, bukan oleh prestasi dan dedikasi. Akibanya, korupsi dan kolusi menjadi mentradisi di segala level birokrasi. Oportunisme akut menjangkit pada anak-anak muda yang baru saja selesai studi.

Oleh karena itu, apa yang selama ini dipertunjukkan oleh Pak Jokowi dengan selalu menampilkan kesederhanaan dalam memimpin negeri adalah sesuatu yang sangat berarti bagi bangsa ini. Entah berapa lama lagi, bangsa ini akan bisa mencuci tradisi berjuasi itu, dan menggantinya dengan unjuk prestasi. Pada saat itu, saya yakin bangsa ini akan mencapai tahap kemandirian dan kemajuan, sebagai bangsa yang besar, yang bisa melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut merawat ketertiban dunia dengan tanpa meninggalkan pesan pasal terakhir dasar negara kita, "keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia". Kita perlu puluhan, ratusan, ribuan, dan bahkan jutaan replikasi Jokowi sebagai pengawal negeri.

Di luar sekedar urusan mobil, sungguh saya takut, jika suatu saat Jokowi berubah. Berubah dari karakter yang sederhana, menjadi yang jumawa. Kita mendukung dan memilih Jokowi karena ia sederhana dan tumbuh bersama kita. Ia bukan elang yang lebih suka terbang sendiri dan suka mempertontonkan keperkasaannya, ia adalah angsa yang terbiasa memijak di tanah dan jika terbang bersama-sama. Mari kita jaga angsa itu agar tetap menjadi angsa. Demi bangsa ini, demi kita semua. Bukankah, "Jokowi adalah kita"? []

Baca Juga:

Jokowi Tour De Pantura: Cerita Kampnaye Jokowi di Pantura Jawa

http://politik.kompasiana.com/2014/07/20/jokowi-tour-de-pantura-cerita-kampanye-jokowi-di-pantura-665149.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun