Hal itulah yang nampaknya membuat Arya memilih dunia kerja yang berbeda. Baginya tak masalah membuka warung kecil-kecilan yang tentu diawal sangat sedikit pemasukannya.
Memang dalam keadaan tertentu, Arya ini dikenal sebagai pemuda yang berani mengambil resiko, tentu dengan terlebih dahulu mempertimbangkan setiap keputusannya secara matang.
Bahkan Ayah dari pemuda yang hobi bermain sepak bola itu juga pernah berkata "Arya itu udah biasa sendiri. Melakukan apapun atas pilihannya sendiri itu dia udah biasa. Pergi ke mana-mana juga seringnya sendirian,"
"Kalau kita sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, insyaallah akan ada aja jalannya," begitu keyakinan Arya. Arya telah meyakinkan diri bahwa dia akan sungguh-sungguh mengelola usahanya.
Dia percaya, dengan kemampuan dan keterampilannya dalam mengolah usahanya, lambat laun pasti akan berkembang.
Dia memiliki target sebelum menikah usahanya itu telah mapan dan mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Dua tahun berikutnya setelah sekian lama berprihatin dan telaten mengelola warungnya, nampaknya usahanya itu semakin berkembang. Setidaknya dia telah mampu menyisihkan uang penghasilannya untuk menabung dan sesekali membantu kebutuhan orang tuanya.
Semua itu tak lepas dari kerja kerasnya. Tak hanya bekerja menggunakan tenaga, dia juga selalu mengerahkan kemampuan berpikirnya untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya, demi kemajuan usahanya itu.
Arya tahu, untuk berubah menjadi lebih baik dia harus kreatif. Maka setiap saat dia merasa perlu mencari berbagai pengetahuan baru yang berkaitan dengan dunia usahanya.
"Kalau kita sedang mengelola sesuatu, kita perlu tahu banyak tentang sesuatu itu. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, semakin besar peluang kita untuk berhasil mengelola hal itu," katanya
Salah satu yang rutin dia jaga adalah silaturahmi antara sesama pedagang. Arya memiliki banyak teman yang berada di dunia kerja yang sama.