Beberapa hari lalu Ketua DPP PDIP Said Abdullah membuat sebuah wacana untuk menduetkan Ganjar dengan Anies. Kalau yang mengatakan itu adalah Pak Karso, tukang soto di gang Sapi, Kelurahan Kenthir, Kecamatan Banyak Boongnya itu, tentu orang akan tertawa. Tersebab Pak Karso dianggap kebanyakan mengkonsumsi ketjoeboeng plus magic mushroom.
Namun kalau yang mengatakan itu adalah Ketua DPP PDIP, tentulah itu masalah serius! Serius, tapi jangan juga baperan, trus berasumsi kalau Anies nantinya akan sering-sering memakai baju berwarna merah, trus gak mau nonton Metro tivi lagi.
Rencana menduetkan Ganjar-Anies adalah opsi terakhir apabila situasi sangat genting. Pernyataan Ketua DPP PDIP itu adalah sebuah gertakan terhadap kubu Prabowo, yang kini menjadi koalisi tergemuk setelah Golkar dan PAN merapat ke koalisi Gerindra-PKB.
Dengan mengajak Anies plus Koalisi Perubahan bergabung ke PDIP-PPP, maka otomatis akan membuat koalisi mereka ini lebih gemuk dari pada koalisi Prabowo.
Lha, memangnya kalau koalisinya makin gemuk otomatis akan bisa memenangkan Capres/Cawapres? Tentunya tidak, tapi ya untuk kursi parlemen!
Masih ingat kasus planga-plongo tahun 2014 lalu? Ketika itu Jokowi naik menjadi presiden dengan koalisi kurus. Dan setahun pemerintahannya tidak bisa ngapa-ngapain karena kebijakan pemerintah sering dijegal parlemen koalisi gemuk Prabowo!
Berkat politik d-gang sapi, KMP Prabowo kemudian berangsur-angsur semakin singset, untuk kemudian sirna bak senja yang dicemburui malam. Jadi kalau mengharapkan pemerintahan 2024 nanti bisa berjalan lancar, maka presiden terpilih sebaiknya didukung oleh koalisi gemuk!
(disclaimer : penulis ini non partisan, bukan pendukung koalisi gemuk/kurus, cuma pendukung si jantung hati)
***
Ada sedikit pernyataan Budiman yang agak menggelitik. Ini terkait kedekatan ideologi. PDIP dan Gerindra adalah sama-sama partai Nasionalis yang mempunyai kesamaan ideologi. Pertanyaan Budiman adalah, kenapa Budiman dilarang mendekati Prabowo, sedangkan PDIP sendiri mendekati Anies yang ideologinya jelas-jelas berbeda dengan PDIP?
Ah, jangan-jangan...