Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Untunglah Caicedo Batal ke Liverpool, West Ham Rujak Chelsea 3-1

22 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   12:41 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derby London yang berlangsung di Stadion Olimpiade London berakhir duka bagi Chelsea. Mereka dirujak tuan rumah West Ham dengan skor telak 3-1.

Nayef Aguerd membawa The Hammers unggul cepat di menit ke-7. Berawal dari tendangan sudut James Ward-Prowse, Aguerd yang berdiri bebas tidak terjaga langsung menyundul bola melewati Gallagher. West Ham 1, Chelsea 0.

Ditangan David Moyes, West Ham punya pola bermain dengan mengandalkan pertahanan rapat, plus serangan balik cepat. Jarrod Bowen, Lucas Paqueta, Said Benrahma, Michail Antonio dan Danny Ings adalah eksekutor yang berani bertarung solo, dan dilengkapi dengan tendangan keras pula.

Selain skema serangan balik cepat, West Ham juga mengandalkan set-piece (bola-bola mati) untuk mendulang gol. Kedatangan James Ward-Prowse dari Southampton jelas membuat Moyes semringah.

James Ward-Prowse menjadi salah satu bintang kemenangan West Ham tadi malam. Berposisi sebagai double pivot bersama Tomas Soucek, mereka berdua sukses meredam keganasan Chelsea.

Ward-Prowse piawai mengambil tendangan bebas, tendangan penalti dan rajin pula memberi asis. Tadi malam ia memberi dua asis. Pertama lewat tendangan korner kepada Aguerd. Kedua, sebuah umpan manjanya berhasil dieksekusi Antonio melalui selangkangan Axel Disasi!

Sebagai catatan, James Ward-Prowse ini sebenarnya sudah lama diincar Liverpool. Namun sama seperti pada kasus Romeo Lavia, Liverpool tadinya berharap bisa mengangkutnya dengan biaya murah. Namun West Ham kemudian bergerak cepat menebus Ward-Prowse dengan mahar sebesar 30 juta Pound.

West Ham jelas menang banyak, apalagi mereka baru saja menjual Declan Rice seharga 100 juta Pond kepada Arsenal. Posisi Rice dan Ward kebetulan juga sama, yaitu gelandang bertahan.

***

Chelsea sebenarnya mendominasi pertandingan tadi malam. Apalagi sejak menit ke-67 West Ham harus bermain dengan 10 orang setelah Aguerd diusir wasit akibat menjegal Jackson dengan keras.

Penguasaan bola Chelsea mencapai 76% sedangkan West Ham hanya menguasai bola 24% saja. Namun keunggulan itu menjadi sia-sia karena West Ham mampu meredamnya. Apalagi kiper Alphonse Areola bermain gemilang dengan melakukan 3 kali penyelamatan plus menahan sebuah tendangan penalti Enzo Fernandes.

Raheem Sterling menjadi satu-satunya pemain Chelsea yang masuk dalam Top 5 performa pemain versi laman whoscored. Kemarin itu Sterling bagaikan terlahir kembali lewat tusukan-tusukan tajamnya. Hanya Sterling seorang yang mampu membukukan 6 dribbles sukses. Levi Colwill dan Said Benrahma membukukan masing-masing 2 dribbles. Lalu Emerson dan Paqueta masing-masing 1 dribble.

Penampilan Sterling kemarin itu mengingatkan penulis akan penampilannya ketika masih berseragam Liverpool dulu. Bedanya ketika itu Sterling bermain sebagai winger kiri, sedangkan sekarang winger kanan.

Entahlah, apakah Sterling yang punya semangat baru untuk membuatnya terlahir kembali ataukah Pochettino yang berperan di balik penampilannya kemarin itu. Apa pun itu, senang rasanya melihat dribbling cepat Sterling mampu melewati dua-tiga pemain lawan.

Secara individu pemain-pemain Chelsea memang lebih unggul. Sayangnya kemampuan tersebut tidak terorganisasi dengan baik. Contohnya adalah pada gol penyama dari Carney Chukwuemeka.

Pemain Timnas U-20 Inggris ini awalnya mendapat second ball dari sapuan Kurt Zouma. Dengan skill individunya ia kemudian meliuk-liuk melewati hadangan tiga pemain West Ham, lalu melepaskan tendangan melengkung ke tiang jauh. Gol! Sayangnya, tak lama kemudian ia harus ditarik keluar karena cedera.

Tak banyak pemain Chelsea yang bermain bagus. whoscored mencatat hanya dua pemain saja, yaitu Chukwuemeka dan Sterling yang mendapat nilai di atas 7. Sisanya hanya rata-rata 6 saja. Kecuali tentunya Caicedo yang mendapat nilai 5. Sebaliknya West Ham mencatat 6 orang pemainnya mendapat nilai di atas 7 dengan kiper Alphonse Areola menjadi yang terbaik dengan nilai di atas 8.

Dalam pertandingan kemarin itu dua pemain termahal Chelsea kemudian "menjadi terdakwa." Enzo Fernandes, pemain termahal Chelsea sebelumnya (dibeli dengan mahar 107 juta atau $132 juta) gagal membuat gol setelah tendangan penaltinya diamankan Areola.

Moises Caicedo, kini menjadi pemain termahal Chelsea (dibeli dengan mahar 115 juta atau $141,86 juta) berbuat bodoh dengan menjegal Emerson di kotak penalti, yang kemudian memberi gol ketiga West Ham!

Sebenarnya bukan hanya Enzo-Caicedo saja "pemain mahal yang tak berguna." Mykhailo Mudryk, pemain yang dibeli dari Shakhtar Donetsk sebesar 89 juta pounds (sekitar Rp1,6 triliun) ini pun jadi bahan tertawaan warganet. Mudryk sebenarnya sudah lama bergabung tapi toh belum bisa menyatu dengan timnya.

Sebuah umpan silang Sterling seharusnya bisa menjadi gol. Namun tendangan Mudryk melenceng ke atas persis seperti tendangan anak yang baru belajar menendang bola :)

Menurut penulis ada dua hal yang menjadi pembeda hasil pertandingan ini. Pertama, cederanya Chukwuemeka yang sedang bagus-bagusnya menekan pertahanan West Ham. Gol Chukwuemeka itu jelas meruntuhkan moral pemain West Ham. Apalagi pergerakan Chukwuemeka sulit diantisipasi. Mudryk kemudian masuk menggantikan Chukwuemeka, tapi ia tidak pernah menyulitkan pertahanan West Ham.

Kedua, gagalnya tendangan penalti Enzo Fernandes. Seandainya tendangan penalti Enzo masuk, maka skor akan menjadi 2-1. Chelsea yang memang lebih dominan akan semakin mudah mengendalikan permainan. Mereka punya keunggulan skill individu untuk mengontrol permainan dengan memanfaatkan lebar lapangan, maupun lewat through pass/one-two pass. Kartu merah Aguerd tentunya akan semakin memuluskan langkah Chelsea.

Namun itu lah sepak bola, yang penuh drama dan hal-hal tak terduga. Hal-hal kecil bisa mengubah semuanya, dan membuatnya berantakan. But everything happens for a reason. Kompetisi masih panjang, dan Pochettino masih punya banyak waktu untuk membenahi dan menguatkan prospek bagus yang sebelumnya tak terlihat.

Ibarat kata, kalau kompetisi seperti perjalanan Jakarta-Surabaya, maka Poch masih berada di Cikarang. Ia bahkan belum ngopi dan ngerokok di rest area. Jadi santuy aja dulu oom.

***

Mengapa klub kaya raya seperti Chelsea jauh dari kemenangan? Todd Boehly, juragan Chelsea pun terhenyak.

Tuchel dan Lampard sudah dipecat, dan Pochettino didatangkan. Triliunan rupiah sudah dihabiskan untuk membeli pemain-pemain bintang, tapi hasilnya nihil. Ternyata uang banyak tidak selalunya linier dengan kemenangan.

Sejak kedatangannya, Boehly telah menghamburkan hampir 900 juta Pound untuk membangun Chelsea. Namun jumlah kemenangan yang diraih justru lebih sedikit dari pada jumlah pemain yang didatangkan, haha.

Musim panas ini Boehly pun sudah menghamburkan lebih dari 360 juta pound untuk memboyong Robert Sanchez; Axel Disasi, Nicolas Jackson dan "sang juragan: Moises Caicedo. Namun hasilnya masih nihil juga.

Di bawah kepemimpinan Boehly, Chelsea telah mengangkut 24 pemain baru. Itu lebih banyak daripada jumlah kemenangan yang diraih Chelsea sejak era Boehly, yang hanya mencatatkan 11 kemenangan saja.

Harga dari 24 pemain itu pun tergolong fantastis, dan terkesan overprice.  Salah satunya adalah Marc Cucurella, yang dibeli dari Brighton tahun lalu dengan nilai 65,3 juta pound.

Cucurella yang berposisi sebagai bek kiri, kini berstatus sebagai penghangat bangku cadangan saja karena kalah bersaing dengan Levi Colwill dan Ben Chilwell yang lebih versatile.

Dengan tinggi hanya 172 cm, posisi Cucurella jelas hanya cocok sebagai fullback saja. Ketika Chelsea bermain dengan skema 3 bek, menempatkan Cucurella sebagai bek Tengah-kiri akan membuatnya menjadi bulan-bulanan lawan ketika duel bola-bola atas!

Fans Liverpool yang kemarin kesal karena Moises Caicedo terlepas ke tangan Chelsea, kini bisa duduk manis sambil menahan tawa. Ah, Caicedo ternyata tidak sehebat harganya. Rupanya harganya yang mahal itu akibat digoreng oleh "pihak-pihak tertentu," persis seperti orang menggoreng-goreng saham di lantai bursa.

"Ada rupa ada harga." Fans Liverpool kemudian nelangsa ketika Liverpool membeli Wataru Endo seharga $19 juta sebagai pengganti Caicedo.

$141,86 juta (harga Caicedo) dengan $ 19 juta (harga Endo) itu bukan seperti langit dan bumi saja, melainkan seperti langit dengan sumur (yang berada di bawah permukaan bumi)

Yang satu "Ditanggung Tidak Luntur," satunya lagi "Luntur Tidak Ditanggung!" Akan tetapi kali ini "harga rupanya tidak memandang rupa," sebab dalam laga melawan Bournemouth kemarin, Endo bermain bagus.

Sebuah tackle bersih Endo bahkan sering diulang-ulang di twitter, dipakai sebagai bahan candaan untuk mengejek tackel Caicedo yang berujung penalti bagi lawan.

Namun, terlepas dari sebagai seorang penggemar Liverpool, Penulis (dalam pandangan netral sebagai penggemar sepak bola) tetap menganggap prospek jangka panjang Chelsea ini lebih baik dari pada Liverpool.

Pemain-pemain Chelsea masih berusia muda dengan skill individu di atas rata-rata. Carney Chukwuemeka bahkan masih berusia 19 tahun. Caranya bermain bola pun sudah seperti pemain-pemain Timnas senior.

Tinggal lah kini bagaimana cara Pochettino untuk memadukan semuanya itu menjadi sebuah unit kerja terpadu.

Salam sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun