Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kisruh Stadion JIS, Memang Salah Anies! (Bagian 1)

24 Juli 2023   06:30 Diperbarui: 24 Juli 2023   07:52 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana dengan kisah rumput tak layak itu?

JIS sendiri memakai rumput hybrid, yaitu kombinasi antara rumput alami dengan serat sintetis (karpet). Ini menjadi yang pertama di Indonesia. Sesuai panduan FIFA, lapangan hybrid terdiri dari 3 jenis dengan metode,

  • Penguatan media tanam (reinforced rootzone) 
  • Karpet (dengan ketebalan media tanam di atas karpet sintetis sekitar 4--6 cm) 
  • Penyulaman serat (stiched fibre)

Untuk persiapan Piala Dunia U-20 kemarin, PSSI sebelumnya telah merenovasi beberapa stadion yang akan digunakan, termasuk juga dengan memakai rumput jenis hybrid.  Stadion Utama GBK, Stadion Manahan, Stadion Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta kemudian memakai rumput jenis hybrid tipe stiched fibre.

Tiap jenis lapangan hybrid punya kekuatan berbeda. FIFA merekomendasikan pemakaian lapangan tipe reinforced rootzone dan karpet untuk pemakaian 8--10 jam per pekan dengan masa pakai sampai 5 tahun.

Lapangan stiched fibre bisa digunakan 20 jam per pekan dengan masa pakai 10--12 tahun. Sedangkan lapangan rumput natural bisa dipakai maksimal 6 jam per pekan dengan masa hidup hanya sampai 2 tahun.

Dengan ketentuan di atas, rumput JIS (hybrid-karpet) tentunya sudah masuk spek FIFA. Lantas kenapa harus direnovasi?

 

"The pitch is the focal point of any stadium, and as such the pitch can be considered as the main stage."(FIFA)

Dilansir dari kumparan.com, "si tukang rumput" (Qamal Mustaqim, Chairman Karya Rama Prima) mengatakan rumput JIS adalah jenis zoysia japonica dan sudah sesuai standar FIFA. Masalahnya, berdasarkan pengukuran di lapangan, ketebalan media tanam rumput tersebut hanya 3 cm. Padahal ketebalan media tanam di atas karpet sintetis sekitar 4--6 cm, sesuai dengan panduan FIFA.

Kondisi begini jelas tidak nyaman dipakai bermain bola. Lapangan akan cepat rusak karena rumput dan akar-akarnya bisa tercerabut sekaligus ketika sering-sering ditendang pemain. Perlu juga diketahui bahwa sepatu bola itu memiliki beberapa tipe pul (studs, paku sepatu) untuk beberapa jenis lapangan yang berbeda pula.

Kalau seorang pemain bola memakai sepatu tipe SG (Soft Ground) di JIS, maka si pemain akan rawan cedera kalau pul sepatunya itu sampai mengenai karpet sintetis tersebut.

Selain itu di beberapa bagian, akar rumput natural JIS ini tidak menembus karpet. Padahal tujuan dari karpet sintetis ini adalah untuk "memegang rumput dengan erat." Rumput yang sehat akar serabutnya itu akan turun menembus lapisan karpet sintetis lalu membentuk perakaran kuat di lapisan media tanam di bawah karpet tersebut. Idealnya, ketika lapangan itu dipakai dan rumputnya kemudian "terluka," maka yang rusak hanyalah lapisan atas rumput saja karena akar rumput terlindung di bawah lapisan karpet sintetis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun