Dalam politik hal ini disebut juga sebagai coat-tail effect atau "efek ekor jas," yakni potensi pertambahan jumlah suara yang bisa diperoleh parpol dengan mengusung tokoh yang populer di masyarakat.
Namun namanya berdagang kan tidak selalu bisa untung, bisa juga buntung. Surya Palloh tentunya sudah punya hitung-hitungan soal ini.
Penulis berandai-andai, sekiranya penulis menjadi Ketum Nasdem, penulis juga pasti akan memilih Anies Baswedan! Namun deklarasinya tidak sekarang!Â
Memang dalam politik tidak ada musuh dan teman yang abadi. Namun SP sering melakukan manuver berbahaya, (diantaranya Pertemuan Gondangdia jilid I dan jilid II untuk mengantisipasi "diplomasi nasi goreng Mega-Prabowo" dan "diplomasi sate senayan Jokowi-Prabowo" 2019 lalu) termasuk juga deklarasi Anies ini, ketika Nasdem justru masih berada dalam koalisi pemerintahan.
Akhirnya orang parpol berkata, "He's not a good friend"Â tersebab SP bisa menggunting dalam lipatan. Pakde pun lalu menasehati cucunya yang gak bisa diem itu, "a friend in need is a friend indeed, are you still my friend?"
"No!" jawab cucunya sambil berlari dengan kaos kutang!
Jadi langkah politik SP berpaling ke kanan memang sudah tepat, sebab susah rasanya parpol nasionalis mau berkongsi lagi dengannya. Yah cuma itu tadi, kita ini kan "Orang Timur" yang masih perlu mengedepankan etika, apalagi terhadap "orang yang lebih tua."
Jadi hati boleh panas, ego menggelegak, tapi pala harus tetep adem. Selamat berjuang bagi Nasdem, semoga nanti suaranya tidak tergerus seperti PBB dan Hanura...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H