Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hati Untuk Satu Cinta (Bagian 6)

14 Januari 2022   19:15 Diperbarui: 14 Januari 2022   19:17 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta segi tiga, sumber : https://thumbs.dreamstime.com/z/love-triangle-22624833.jpg

"Bram, ini soal Ratih. Aku harus minta maaf banget sama kamu karena sudah mengacaukan semuanya. Aku ini memang jahat sekali. Ratih itu sebenarnya cuma cinta sama kamu Bram. Ia memang pernah memberiku kesempatan, tapi aku mengacaukannya.

Waktu semester dua, Ratih pernah bercerita ke Vicky kalau ia naksir kamu Bram. Hatiku panas, mengapa Ratih naksir kamu, bukan aku?   Padahal waktu itu aku kan masih pacaran dengan Nancy."

"Aku kemudian berupaya merebut hati Ratih dari kamu, dan berhasil. Lalu aku mengacaukannya, dan ia pun mendekati kamu lagi. Hatiku jadi panas ketika mendengar kamu sering maen ke rumahnya.  

Aku kemudian mempersingkat liburan dan diam-diam kembali ke Jakarta. Aku berupaya membuat supaya kamu jauh darinya, dan berhasil. Kamu kabur ke Surabaya. Aku tertawa bangga, tapi kemudian menyesal karena kehilangan sahabat terbaikku."

"Aku kemudian terkena "tulah," dan benar-benar jatuh cinta kepada Ratih. Tiga tahun lebih aku berjuang untuk mendapatkannya. Aku memang berhasil menyunting jiwa-raganya, tetapi tidak hatinya!

Aku tahu waktuku sudah dekat Bram. Kalau nanti aku sudah tidak ada lagi, aku ingin kamu berjanji, kamu akan selalu menjaga dan membahagiakan Ratih."

"Aku tahu kalau ia tetap dan selalu sayang sama kamu Bram. Kalau ia bercerita tentang kamu, maka matanya akan berbinar-binar. Jelas ia merasa happy. Suatu hal yang tidak pernah bisa kuberikan padanya. Aku cemburu, tapi itu adalah fakta. Bukan salahnya juga. Ia pernah memberiku kesempatan tapi aku mengacaukannya Bram."

"Hey jangan ngomong gitu bro. Kamu akan sembuh, dan selalunya ada kesempatan kedua untuk memperbaiki segala sesuatunya. Kamu akan membuat Ratih bangga dan bahagia. Aku sejak dulu sudah ikhlas dan selalu berdoa untuk kebaikan kalian berdua." kataku sambil menepuk-nepuk tangannya dengan senyum penuh kebohongan.

"Ah, enggak Bram. Sudah tiga malam ini aku selalu bermimpi didatangin eyang dan orang-orang yang sudah "pergi." Mereka selalu mengajakku pergi ke suatu tempat yang kata mereka nyaman. Mereka janji aku nanti tidak akan merasakan rasa sakit lagi."

Aku merinding mendengarnya. "Ah itu cuma efek samping dari obat kemo aja bro, bisa buat halu bro, kaya cimeng!" Armand kemudian tertawa mendengar ocehanku.

Tiba-tiba aku menoleh. Ternyata ada Ratih di dekat pintu. Aku tidak tahu apakah ia baru saja tiba, atau memang sudah lama di situ, sehingga bisa saja mendengar pembicaraanku dengan Armand tadi. Armand tidak bisa melihat pintu karena terhalang partisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun