"Ah sok teu kamu!"
"Soalnya aku juga kan dapat undangannya. Kamu masih sayang sama Ratih kan?"
"Trus kalau aku nangis, kamu mau apa?"
"Kalau kamu nangis, aku siap jadi tisunya, hehe."
"Makasih deh, nanti aku telfon lagi ya, aku sedang ada urusan."
"Bram, kalau kamu mau datang, aku mau nemenin kamu."
"Kenapa kamu mau nemenin aku?"
"Ya, biar kamu gak keliatan jomlo lah, haha"
"Enggak ah, aku gak akan dateng!" Aku kemudian mematikan hape.
Duh Gusti, tolong kuatkan hati hambamu yang celaka ini ya Gusti!
Tanpa sadar aku kemudian berkata, "Level mencintai tertinggi itu adalah mengikhlaskan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain. Level kebohongan tertinggi itu adalah kalimat yang baru saja saya ucapkan."