Kalau Rangnick tidak percaya, boleh tanyakan kepada Moyes, Van Gaal, Mourinho dan Ole, bagaimana rasanya ditusuk dari belakang oleh para pemainnya sendiri!
Yah memang Rangnick pasti akan sulit percaya karena selama ini ia hanya menangani para pemain muda atau pemain kelas medioker, di klub medioker pula! Para pemain ini memang menganggap Rangnick seperti dewa.
Ketiga, MU adalah sebuah industri sepak bola modern.Â
Rangnick harus paham, Cristiano Ronaldo dan para pemain bintang yang datang itu tentu pekerjaannya bukan hanya untuk menendang bola saja. Mereka itu juga bertugas untuk "menjual kaos dan merchandise" klub, dan tentunya juga untuk "menjual mimpi" kepada fans. Harap dicatat, sebelum Ronaldo resmi menendang bola, kaos CR7 itu sudah ludes terjual.
MU kebetulan sudah lama puasa gelar bergengsi, dan manajemen klub pun tak mau terlihat bodoh. Jadi solusinya adalah mendatangkan pelatih hebat. Sayangnya pelatih hebat yang punya "CV mentereng" tak mau datang di pertengahan musim. Mereka tahu sulit mendongkrak performa MU dalam jangka waktu singkat. Mereka tentunya tidak akan mau mengotori CV mereka dengan catatan buruk, dipecat dari pekerjaan dalam waktu singkat!
Jadi Rangnick harus paham kalau untuk menjadi pelatih interim, ia adalah pilihan terakhir dari satu pilihan saja! Semua orang juga tahu, kalau untuk pelatih interim, pastinya yang terbaik adalah "orang dalam sendiri," misalnya Ryan Giggs atau Carrick. Akan tetapi di depan boss, manajemen klub tidak mau terlihat "tidak bekerja." Padahal,seharusnya yang pertama kali dipecat itu adalah manajemen klub, karena mereka inilah yang menjadi biang kerok buruknya performa MU selama ini.
Performa MU itu sudah lama menurun. Akan tetapi keluarga Glazer ini semakin kaya saja lewat naiknya saham MU.
MU adalah klub terkaya di Inggris dan juga mungkin di dunia. Jadi akumulasi kekayaan klub MU ini memang tidak linier dengan prestasinya. Artinya klub hedon makin hedon berkat "kemampuan manajemen mengelola hedonisme klub"
Jadi Rangnick tidak usah dulu belagu atau ngebacot, lebih baik diam-diam bae sambil bekerja keras memikirkan taktik yang akan dipakai untuk setiap pertandingan (bukan bicara tentang konsep gegenpressing, yang belum apa-apa sudah menimbulkan kegaduhan di ruang ganti pemain)
Masih untung keluarga Glazer itu bukan seperti bos Chelsea, Roman Abramovich yang suka memecat pelatih yang dirasanya belagu, walaupun sudah memberi prestasi baik bagi klub.