Jadi tugas utama pemain MU itu di babak pertama adalah menjaga gawang de Gea agar tetap perawan. Itu saja, jangan pikirkan dulu menyerang.Â
Sebab kalau serangan itu gagal, maka akan fatal akibatnya. Chelsea sangat jago melakukan counter attack, dan pastinya pemain MU akan kalah cepat berlari dari pemain Chelsea!
Jadi Ronaldo itu dicadangkan bukan karena ia jelek, melainkan demi strategi semata. Buktinya Ronaldo masuk di menit ke-64 untuk menggantikan Sancho yang baru saja mencetak gol.
Kalau pelatinya Fergie, Mourinho, Ole atau bahkan Rangnick, pastinya Sancho tidak akan ditarik, apalagi ia baru saja mencetak gol.
Akan tetapi itulah hebatnya Carrick. Ia kemudian memasukkan Ronaldo karena ia ingin MU mencetak gol lagi. Sebiji gol memang belum aman buat MU. Target semula memang bermain seri. Akan tetapi kemenangan sudah di depan mata.Â
Tugas pemain MU sekarang adalah mempertahankan "kemerdekaan dari penjajahan Chelsea!" Salah satunya dengan cara memasukkan Ronaldo.
Tugas Ronaldo ada dua. Pertama, mencuri gol untuk mengunci kemenangan MU. Kedua, menarik/menahan pemain belakang/gelandang bertahan Chelsea untuk menjaganya, agar bisa mengurangi tekanan ke pertahanan MU.Â
Sayangnya kedua tugas ini gagal dijalankan Ronaldo. Ia bahkan harus mendapatkan kartu kuning pula untuk hal yang sama sekali tidak perlu.
Laga Chelsea vs MU itu memang berakhir seri 1-1. Akan tetapi hasil seri ini sama sekali tidak menggambarkan jalannya laga. Secara statistik (Penguasaan bola, tembakan dan tembakan tepat sasaran) MU kalah segalanya dari Chelsea.
Masuk di akal karena MU bermain defensif dengan menempatkan 3 gelandang bertahan, yang agak mundur sedikit ke belakang.Â
Otomatis gelandang serang/penyerang MU juga turun. Akibatnya bola berada di setengah lapangan permainan MU saja. Jadi wajar kalau kuantitas dan kualitas peluang yang didapat Chelsea lebih baik.
Apakah MU bermain buruk sehingga coach Justin mengatakan para pemain MU itu cuma bisa "nguber pantat" doang? Tentu saja tidak, sebaliknya MU bermain baik sekali!