Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Marc Marquez Sia-siakan Peluang Menjuarai MotoGP Prancis!

20 Mei 2021   15:50 Diperbarui: 23 Mei 2021   01:38 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dramatis, balapan Flag-to-Flag MotoGP Prancis 2021 yang berlangsung di sirkuit Sirkuit Bugatti, Le Mans,  Minggu 16 Mei 2021 kemarin seharusnya bisa menjadi ajang comeback yang manis bagi Marc "MM93" Marquez. Akan tetapi Marquez kemudian menyia-nyiakan peluang menjuarai Le Mans setelah ia terjatuh di Tikungan 14 pada lap ke-8. Posisi jatuh dengan high side ini seketika membuat semua penggemar MotoGP terperangah, karena dengan posisi jatuh beginilah tangan Marquez patah sehingga tidak bisa membalap sepanjang tahun 2020 kemarin.

Akan tetapi Marquez mampu bangkit kembali di atas sadel motornya. Namun posisi The Baby Alien ini kemudian merosot ke posisi 18. Di tengah hujan deras itu, Marquez kemudian menunjukkan kepada khalayak ramai mengapa ia disebut sebagai King of The Flag-to-Flag Race, setelah tak lama kemudian ia sudah berada dalam posisi sepuluh besar. Akan tetapi untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Sekali lagi Marquez mengalami insiden kedua secara low side, dan itu benar-benar mengakhiri balapannya!

Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Marquez kemudian tak henti-hentinya menyesali kecerobohannya sendiri karena tidak dapat mengendalikan diri. Seandainya Marquez mau sedikit bersabar dan tidak terlalu memacu motornya, maka ceritanya tentu akan berbeda.

Dalam kondisi Wet/ Flag-to-Flag Race saingan terberat bagi Marquez datang dari sosok Jack Miller yang memang sudah pernah memenangkan wet race. Jack Miller sendiri tertinggal di belakang karena harus menjalani dua kali long lap penalty karena tercyduk ngebut di lintasan pit. Sedangkan bagi Fabio Quartararo sendiri, ini adalah balapan Flag-to-Flag pertama kali baginya di kelas MotoGP. Sisi minornya lagi, Fabio memakai kompon ban wet, soft-medium yang cepat aus dan iapun harus menjalani sekali long lap penalty karena salah masuk ke pit box Vinales saat terjadi pergantian motor. Jadi kalau Marquez mau sedikit lebih santai, maka peluangnya untuk menjuarai balapan ini sebenarnya cukup besar.

Timbul pertanyaan di benak penulis, mengapa Marquez kemudian memaksakan diri, padahal ia sudah unggul posisi dari para pesaingnya?

Walaupun Marquez adalah pemegang enam gelar juara dunia MotoGP, tetapi ia tetaplah seorang manusia biasa yang punya hati dan rasa, yang terkadang bisa terbawa perasaan (tidak bisa mengendalikan emosi)

Sepanjang tahun lalu Marquez tidak bisa membalap karena kecerobohannya juga. Pada seri pembuka MotoGP tahun lalu, Marquez mengalami high side dan lengan kanannya patah. Usai balapan Marquez kemudian melakukan operasi.

Beberapa hari kemudian Marquez sudah berada di lintasan balap lagi. Dunia MotoGP terperangah. Beberapa dokter bedah bahkan mengecam Dorna dan Race Direction karena mengizinkan Marquez berada di lintasan.

Race Direction sendiri berkata, bukan hanya bagi Marquez saja, tapi juga bagi seluruh pebalap, mereka ini berada di lintasan tentunya berdasarkan rekomendasi dari dokter mereka masing-masing. Dorna adalah penyelenggara balapan MotoGP, bukan penyelenggara Kesehatan. Jadi soal kelayakan Marquez berada di lintasan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dokter Marquez sendiri.

Terbukti kemudian bekas operasi di lengan Marquez itu kemudian terbuka lagi, dan justru membuat kondisinya semakin buruk. Nasib Marquez kini berada di ujung tanduk, dan terancam tidak bisa lagi membalap untuk selamanya.

Marquez dan fans-nya berduka, tapi hal itu justru membawa berkah bagi dunia MotoGP. Kini semua pebalap bersaing untuk merebut tahta sang petahana, dan semua pebalap juga punya peluang yang sama untuk menjadi juara dunia baru pada saat Marquez harus melewatkan seluruh musim balapan.

Balapan MotoGP kini semakin asik dan seru karena juara setiap seri bahkan tidak bisa diprediksi karena kemampuan pebalap yang merata.

Dua balapan awal tahun 2021 kemarin harus dilewatkan Marquez karena kondisi fisiknya belum siap untuk balapan. Seri ketiga MotoGP Portimao di Portugal menjadi laga perdana Marquez yang ketika itu mendapat suntikan pain killer untuk mengurangi rasa sakit.

Kondisi Marquez memang belum sepenuhnya pulih dan ia tampak menderita sepanjang balapan. Apalagi Marquez belum sepenuhnya nyetel dengan Honda RC213V-2021 dengan perangkat Holeshot device yang belum pernah dikenal Marquez sebelumnya. Jangankan RC213V-2021, RC213V-2020 saja baru sekali digebernya!

Akan tetapi julukan The Baby Alien yang disematkan pada sosok Marquez ini bukanlah isapan jempol belaka. Walaupun baru pertama kalinya memakai Honda RC213V-2021 dan dengan kondisi fisik yang belum 100%, tetapi perolehan poin Marquez di Portimao adalah yang terbaik diantara pebalap Honda.

Dalam pandangan penulis, di era modern ini hanya ada tiga alien di MotoGP. Yang pertama tentunya Casey Stoner, karena feeling hebatnya dalam mengenali motor tunggangannya, sehingga ia bisa memaksimalkan kemampuan motor tersebut hingga batas akhir. Yang kedua dan ketiga adalah Valentino Rossi dan Marc Marquez, karena kemampuan hebat mereka ini beradaptasi dengan perilaku motor dan situasi yang terjadi di lintasan.

Di lintasan balap, Rossi dan Marquez hampir selalu bisa keluar dari situasi yang tidak terduga, yang hampir mustahil bisa diatasi oleh pebalap lainnya, bahkan termasuk oleh seorang Casey Stoner.

Rossi dan Marquez terjatuh karena push over the limit sehingga motornya tidak terkendali. Sebaliknya Stoner terjatuh bukan karena tidak bisa mengontol motor, melainkan karena perubahan situasi mendadak yang terjadi di sirkuit.

Sayangnya "masa edar" mbah Rossi ini sudah berlalu. Wajar, sebab ketika Rossi sedang cipokan dengan pacar-pacarnya di belakang paddock, Marquez masih terlihat main kelereng dengan rekan sekolah SD-nya. Bahkan Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir pun masih terlihat mengenakan pampers (popok) sambil ngempeng.

Kini Rossi tidak bisa lagi memberikan sesuatu kepada dunia MotoGP, sementara kondisi fisik Marquez sendiri belum sepenuhnya pulih untuk bisa memberi tekanan kepada pebalap lainnya.

Nah, kondisi fisik itulah jawaban dari mengapa Marquez sampai harus melakukan kecerobohan di Le Mans.

Di awal balapan (kering) semua pebalap memakai ban kompon dry, soft-soft. Duo pebalap Yamaha, Fabio Quatraro dan Maverick Vinales plus Jack Miller berada di row pertama. Di belakang mereka ada Morbidelli, Zarco dan Marquez sendiri.

Seperti sudah diduga, selepas start, Jack Miller dengan Desmosedici-nya langsung melesat dan memimpin balapan sebelum tikungan pertama.

Satu lap kemudian Vinales dengan gagah berani langsung mengasapi Miller untuk kemudian memimpin balapan. Dua jurus kemudian Fabio balik memimpin balapan setelah berhasil mengasapi Miller dan Vinales. Hujan rintik-rintik terlihat turun membasahi sirkuit yang seketika membuat hati Vinales gundah gulana. White flag sudah berkibar pertanda pebalap sudah bisa berganti motor. Lap kelima Flag to Flag terjadi dimana semua pebalap masuk pit untuk berganti Motor.

Di sinilah drama dimulai. Marquez yang pada dry-race sebelumnya merasa inferior karena kondisi fisiknya yang belum pulih 100%, kini sumringah karena pada wet-race ini, hambatan kondisi fisik itu tidak akan terlalu berpengaruh lagi. 

Berkat bantuan kontrol traksi, Holeshot device, suspensi mumpuni plus ban Michelin yang semakin enak gripnya, laju motor sekarang sudah seperti jet darat saja. Ujung-ujungnya lengan, bahu dan leher pebalap sangat menderita menahan getaran motor saat ban bersentuhan dengan aspal sirkuit.

Hampir semua pebalap pernah merasakan apa yang namanya arm-pump akibat stress berlebihan pada lengan saat menahan getaran motor. Arm-pump inilah yang ditakutkan Marquez, apalagi lengannya sendiri belum pulih betul sehingga ia tidak berani memacu motornya terlalu kencang.

Nah, dalam kondisi wet-race tentu saja situasinya menjadi berbeda. Apalagi Marquez adalah King of The Flag-to-Flag Race. Setelah berganti motor, Marquez tampak sangat pede dan langsung memimpin balapan dengan ban kompon wet, medium-medium.

Di belakang Marquez ada Fabio yang memilih kompon wet, soft-medium yang seharusnya cukup mumpuni kalau sekiranya balapan terus berlangsung dalam kondisi wet-race. Tjelakanya cuaca kemudian berubah dengan cepat, dan lintasan kemudian mengering di pertengahan balapan! Ban depan Fabio kemudian aus dengan cepatnya membuat motor kehilangan grip.

Miller sendiri memilih kompon wet, medium-soft yang ternyata cocok dengan gaya membalapnya di Le Mans ini. Alhasil Miller tidak pernah mengendurkan kecepatannya, sehingga ia bisa memenangkan balapan ini.

Sekalipun Marquez gagal total di Le Mans ini, tapi ia mendapat pelajaran penting yang membuatnya semakin pede pada balapan berikutnya. Ketika Marquez memeriksa kecepatan semua pebalap pada saat wet-race, lalu membandingkannya dengan kecepatan motornya, maka ia kemudian terkedjoet karena ternyata kecepatan motornya jauh diatas pebalap lainnya!

Di awal balapan sendiri Vinales sempat memimpin perlombaan. Akan tetapi begitu hujan turun, Vinales kehilangan kepercayaan diri di atas YZR-M1-nya, dan posisinya langsung terjerembab ke belakang. Untungnya Vinales masih bisa mengakhiri balapan di posisi ke-9.

Kepercayaan diri Marquez kini mulai tumbuh kembali, sebab itulah modal utama agar bisa memenangkan balapan.

"Memang benar saya melakukan kesalahan tetapi itu bagian dari kebangkitan. Hari ini saya merasakan kesempatan, saya mencoba untuk berada di sana tetapi mungkin saya mendorong terlalu banyak dan saya terlalu cepat. Setelah memeriksa kecepatan semua pembalap, (ternyata) balapannya jauh lebih lambat di sana. Tapi (tetap saja) kami tidak menggunakan kesempatan yang dibawa cuaca untukku. Sekarang saatnya pulang, menganalisa akhir pekan ini, mencoba melanjutkan pemulihan dan mari kita tunggu balapan berikutnya untuk lebih baik." Demikian pengakuan Marquez lewat Zoom debrief sehabis balapan.

Welcome back Marquez, Bravo MotoGP.

Referensi :

TMCBlog

Motorsport

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun