Jokowi seperti kita ketahui, tidak ada seorangpun orang yang tidak akan tersenyum atau tertawa melihat penampilannya ketika itu. Tapi itu dulu!
Sekarang ini justru sebagian "katrok" menganggap Jokowi adalah mahluk berbahaya, komunis, otoriter, anti-kritik dan sebagainya. Padahal Jokowi tetaplah orang yang sama seperti dulu. Suka main cebong, sarungan, penggemar musik metal, motor modifikasi, dan pemilik senyum paling menawan karena terlihat natural.
Jadi Jokowi itu tetaplah orang yang sama seperti dulu, tapi cara orang memandangnya yang kini justru berbeda!
Setahun pertama pemerintahan Jokowi, pemerintah praktis tidak bisa berbuat apa-apa karena begitu kuatnya pengaruh KMP Prabowo di parlemen. Namun berjalannya waktu, legitimasi pemerintahan bisa semakin kuat karena eksekutif dan legislatif kini bekerja seirama. Kini pembangunan infrastruktur yang terhenti sejak reformasi dulu bisa dilanjutkan kembali.
Memang tidak semua proyek pembangunan di era pemerintahan sebelumnya dilanjutkan kembali. Misalnya seperti proyek Hambalang yang tetap dibiarkan saja mangkrak karena memang tidak penting bagi kemaslahatan masyarakat pada saat ini.
Namun proyek Bendungan Tukul (bukan Arwana) di pacitan yang sebelumnya mangkrak gegara masalah sepele saja (pembebasan lahan) akhirnya dilanjutkan kembali.
Proyek Bendungan Tukul ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, bukan two in one saja tetapi five in one! Bendungan ini berfungsi sebagai Pengendali Banjir, Pembangkit Listrik Tenaga Air (biaya operasionalnya nol Rupiah) Jaringan irigasi bagi persawahan, Sumber air baku bagi PAM dan sebagai tempat wisata/rekreasi bagi masyarakat yang membutuhkan tempat yang lumayan instagramable buat aktualisasi diri.
***
Sepuluh tahun berkuasa, SBY sayangnya gagal memanfaatkan momentum legitimasi yang dimilikinya itu untuk berbuat banyak hal bagi tanah tumpah darahnya ini.
Setelah SBY turun tahta, kemudian datanglah seorang tukang kayu dari Nazaret eh dari Solo yang dengan cara-cara sederhana saja bisa mengubah peta pembangunan di negeri ini.
Tiga bulan lalu penulis bersama seorang teman pergi ke Kuningan lewat tol Cipali untuk keperluan sesuatu. Perjalanannya santai saja dan di setiap rest area berhenti sebentar untuk merokok.