Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siti Zubaidah (Bagian 7)

16 Februari 2021   17:50 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:52 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar baik akhirnya datang juga. Pembayaran kompensasi dan administrasi dari kerajaan Malaysia telah selesai, padahal rumah om Benny yang di Bogor belum juga terjual!

Siti pun sekarang sudah terbebas dari ikatan Perkhidmatan Kasihatan Kerajaan (Departemen Kesehatan Malaysia)

Siti akhirnya pulang ke Kuala Kangsar dengan memakai paspor Indonesia lewat Tawau -- Kinibalu - Trengganu ditemani oleh Samosir tentunya!

Ketika datang menjenguk ayahnya di rumah sakit, Siti kemudian mendapat tekanan yang hebat dari keluarga besarnya. Tetapi Siti tetap tabah karena sudah memperhitungkannya. Semua anggota keluarganya memaki dan menghinanya. Hanya tatapan mata ayahnya yang tergeletak tak berdaya itulah yang menghiburnya. 

Siti tahu, ayahnya sudah memaafkannya dan akan selalu sayang kepadanya. Ibu Siti yang juga mendukungnya selama ini hanya bisa terdiam dalam tangisnya.

dr Hamid bin Wan Zulkarnain bersama petugas kasihatan lainnya ternyata sudah menanti di luar kamar rumah sakit tempat ayah Siti dirawat. Tetapi akhirnya mereka kecewa! Ternyata puan Siti bukan lagi kaki tangan Perkhidmatan kasihatan Kerajaan.

Siti memang sudah resmi mengundurkan diri dari Departemen Kesehatan Malaysia sejak dia membayar kompensasi biaya beasiwa pendidikannya dulu. 

Akhirnya Hamid dan kawan-kawannya pergi. Tetapi Hamid akan tetap mencari celah untuk menyusahkan Siti, sampai cinta Siti bertekuk lutut kepadanya. Siti tentu saja paham betul akan hal itu!

Kini Siti berpacu dengan waktu. Ayahnya sudah sembuh dan pulang ke rumah. Ayah dan ibunya akhirnya diam-diam merestui pernikahannya dengan Henry. Restu itu sudah lebih dari cukup bagi Siti untuk mengarungi kehidupan rumah tangganya yang penuh gejolak bersama Henry.

Tetapi, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Siti kemudian diperiksa petugas Imigrasi dan polisi atas laporan dari dr Hamid mengenai paspor palsu Siti.

Namun Siti bersikeras kalau dia tidak pernah meninggalkan Malaysia dalam beberapa waktu belakangan ini, dimana hal itu bisa dibuktikan lewat paspornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun