Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siti Zubaidah (Bagian 1)

11 Februari 2021   16:15 Diperbarui: 11 Februari 2021   16:20 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2019/03/24/contoh-gambar-kartun-berjilbab-5c9786a40b531c76753085f5.jpg

Tadinya Henry mengira perasaan tersebut hanya iseng saja. Kata orang, anak co-ass memang suka terbawa perasaan "cinlok" (cinta lokasi) yang sifatnya hanya sementara saja. Maklumlah, mengamati ibu-ibu yang hendak bersalin di ruang persalinan pastilah sangat menjemukan, terutama bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.

Persalinan normal tidak selalu bisa diprediksi dengan tepat. Terkadang sang ibu sudah tidak sabar ingin bersalin, eh bayinya tidak nongol-nongol juga. Jabang bayi sudah mau nongol, eh ibunya masih menunggu suaminya untuk diomelin.

Tak jarang para dokter muda itu harus berjuang melawan kantuk pada dini hari sembari mengamati pasien yang hendak melahirkan.

Pada saat badan terasa sangat letih dan matapun nyaris terkatup, terkadang ada "sesuatu seperti sengatan listrik" yang mampu membuat para dokter muda itu terjaga, dan menjadi semakin antusias untuk melaksanakan tugasnya.

Sesuatu itu bisa saja seperti tangan yang bersentuhan atau desahan nafas ketika memeriksa pasien atau ketika menolong persalinan misalnya. Itulah yang terjadi pada Henry dan Siti. Akhirnya "Neraka" koskap di bagian "Obgyn" justru menjadi sesuatu yang mengasikkan bagi mereka...

Selama tiga bulan itu, Henry dan Siti "larut" dan selalu bersama-sama dari pagi sampai malam hari atau bahkan terkadang sampai dini hari. 

Belajar, bekerja, makan dan beristirahat, mereka selalu bersama. Termasuk juga ketika kena damprat dokter Supervisor atau dokter residen.

Perasaan senasib dan sepenanggungan menjadi "romusha" di rumah sakit membuat hubungan mereka semakin dekat. Mereka bukan cuma membahas pekerjaan saja, tetapi juga membahas isu politik, musik, film dan apa saja yang bisa dibahas.

Bagi mereka berlaku slogan, "Tak penting isu apa yang hendak dibahas, yang penting adalah kebersamaan untuk membahas isu tersebut..." 

Teman-teman mereka tidak ada yang menyadari kedekatan mereka ini. Maklumlah, bagi kebanyakan dokter koskap, setelah tugas pekerjaan di rumah sakit selesai, sedapat mungkin mereka akan segera menjauhkan jiwa raga mereka dari "neraka" itu.

Tanpa terasa koskap di bagian "Obgyn" sudah berakhir. Kini mereka berdua pindah ke bagian lain. Kini mereka tidak bersama lagi, walaupun masih tetap koskap di rumah sakit yang sama. 

Karena kesibukan pekerjaan, kini hanya sesekali saja mereka bisa bertemu. Biasanya mereka mengupayakan untuk makan siang bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun