Akan halnya Ridwan Kamil, melihat situasi politik terkini, apalagi kandidat saingan sudah terlebih dahulu sowan menghadap baginda, maka ia pun tak mau ketinggalan untuk memanfaatkan momen yang pasti instagramable itu. Alasannya pun keren, yaitu menjaga tali silaturahim bagi semua orang.
Sikapnya ini pun kemudian menuai kecaman. Walaupun RK belum sempat bertemu dengan HRS, tapi nasib RK ini sepertinya akan sebelas duabelas dengan Anies.
Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo juga menuai kecaman setelah membagikan 20.000 buah masker dan hand sanitizer kepada tamu HRS. Yang paling kecewa tentunya adalah para relawan yang bekerjasama dengan BNPB.Â
Kebayang kan, itu relawan bekerja di lapangan untuk kemanusiaan tanpa digaji. Mereka ini kekurangan masker dan hand sanitizer untuk diberikan kepada warga miskin seperti pemulung dan gelandangan yang mengais rezeki di jalanan maupun tempat terbuka tanpa perlindungan itu.
Boro-boro membeli masker, face-shield dan hand sanitizer, bisa makan nasi dua kali sehari sajapun sudah merupakan kemewahan bagi para gelandangan yang tidur beratapkan langit itu.
Alasan Doni ketika membagikan masker itu adalah kemanusiaan. Apakah para pemulung dan gelandangan itu bukan manusia? Lah, itu orang datang ke pesta mau makan rendang atau gulai ayam enak, malah dikasih masker. Ini pemulung yang mendaur ulang sampah-sampah yang tidak bisa diuraikan alam, malah dibiarkan menjadi carrier Covid-19. Bijimana ini gan?
***
Kita semua tentunya sepakat bahwa aksi kerumunan massa kemarin itu adalah permainan politik. Ibarat bertempur, tentunya semua pihak yang terlibat (pro, kontra dan pemerintah) sudah punya strategi masing-masing untuk memainkan peranannya.
Namun tiada disangka tiada diduga, pertempuran bahkan peperangan ini harus segera usai hanya gara-gara sebuah kata saja, LONTE!
Sekiranya kata lonte tadi tidak terucap, maka besar kemungkinan kita masih akan bisa menikmati aksi kerumunan massa lainnya. Sejarah memang selalu berulang. Ibarat film bokep, bouwheer/produser, sutradara, skenario, dan pemerannya, orangnya masih itu-itu juga, dengan "erangan klimaksnya adalah Turunkan Jokowi."
Sedianya kerumunan massa 1011 kemarin adalah "remake" dari trilogi aksi berkode togel, 1410, 411 dan 212 tahun 2016 lalu. Apa lacur, gara-gara "lonte" rencana aksi 212 tahun 2020 pun urung dilaksanakan.