Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Insiden Lonte Mengguncang Dunia Politik Indonesia

20 November 2020   19:40 Diperbarui: 20 November 2020   19:47 3264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikita Mirzani, sumber : jambiseru.com

Akan halnya Ridwan Kamil, melihat situasi politik terkini, apalagi kandidat saingan sudah terlebih dahulu sowan menghadap baginda, maka ia pun tak mau ketinggalan untuk memanfaatkan momen yang pasti instagramable itu. Alasannya pun keren, yaitu menjaga tali silaturahim bagi semua orang.

Sikapnya ini pun kemudian menuai kecaman. Walaupun RK belum sempat bertemu dengan HRS, tapi nasib RK ini sepertinya akan sebelas duabelas dengan Anies.

Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo juga menuai kecaman setelah membagikan 20.000 buah masker dan hand sanitizer kepada tamu HRS. Yang paling kecewa tentunya adalah para relawan yang bekerjasama dengan BNPB. 

Kebayang kan, itu relawan bekerja di lapangan untuk kemanusiaan tanpa digaji. Mereka ini kekurangan masker dan hand sanitizer untuk diberikan kepada warga miskin seperti pemulung dan gelandangan yang mengais rezeki di jalanan maupun tempat terbuka tanpa perlindungan itu.

Boro-boro membeli masker, face-shield dan hand sanitizer, bisa makan nasi dua kali sehari sajapun sudah merupakan kemewahan bagi para gelandangan yang tidur beratapkan langit itu.

Alasan Doni ketika membagikan masker itu adalah kemanusiaan. Apakah para pemulung dan gelandangan itu bukan manusia? Lah, itu orang datang ke pesta mau makan rendang atau gulai ayam enak, malah dikasih masker. Ini pemulung yang mendaur ulang sampah-sampah yang tidak bisa diuraikan alam, malah dibiarkan menjadi carrier Covid-19. Bijimana ini gan?

***

Kita semua tentunya sepakat bahwa aksi kerumunan massa kemarin itu adalah permainan politik. Ibarat bertempur, tentunya semua pihak yang terlibat (pro, kontra dan pemerintah) sudah punya strategi masing-masing untuk memainkan peranannya.

Namun tiada disangka tiada diduga, pertempuran bahkan peperangan ini harus segera usai hanya gara-gara sebuah kata saja, LONTE!

Sekiranya kata lonte tadi tidak terucap, maka besar kemungkinan kita masih akan bisa menikmati aksi kerumunan massa lainnya. Sejarah memang selalu berulang. Ibarat film bokep, bouwheer/produser, sutradara, skenario, dan pemerannya, orangnya masih itu-itu juga, dengan "erangan klimaksnya adalah Turunkan Jokowi."

Sedianya kerumunan massa 1011 kemarin adalah "remake" dari trilogi aksi berkode togel, 1410, 411 dan 212 tahun 2016 lalu. Apa lacur, gara-gara "lonte" rencana aksi 212 tahun 2020 pun urung dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun