Dengan nafas memburu aku mencoba membacanya. Aneh, tidak ada tulisan sama sekali. Yang ada cuma huruf i kemudian gambar hati lalu huruf u. Tapi di bawahnya ada tanda bekas lipstick berbentuk bibir. Onde mande!
Tanpa sadar aku mengelus bibirku... Seandainya bibir itu menjadi mawarnya, biarlah aku menjadi tangkainya. Rizal pecandu Enny Arrow itu menjadi durinya. Mawar dan tangkainya akan tetap melekat selamanya sepanjang masa, terlindung oleh duri tadi...
Selama pelajaran di sekolah hatiku "gegana" (gelisah galau merana) memikirkan surat tanpa nama tersebut. Hanya ketika pelajaran matematikalah aku terpaksa harus melupakan surat itu sejenak, agar terhindar dari segala kesusahan dan malapetaka!
Pelajaran matematika itu sangat rumit, tapi lebih rumit lagi wajah guru yang mengajarnya. Selain galak pak Purba itu doyan banget menjewer telinga anak muridnya.
Aku kemudian mengamati wajah semua teman sekelas. Jangan-jangan ada yang hendak berbuat "asusila" kepadaku, yaitu dengan memberikan "ujian batin" berupa "PHP," seakan-akan ada seseorang yang menyukaiku padahal sebenarnya tidak ada!
Membuat orang baper adalah salah satu perbuatan jahat yang dilaknatkan Allah SWT dan juga bertentangan dengan UUD karena jelas merupakan perbuatan asusila!
Aku menghela nafas panjang. Aku harus waspada dan berhati-hati. Jangan terlalu terpukau pada hal-hal yang "gaib" karena bisa tersesat menjadi mahluk gaib pula! Surat ini rasanya tak wajar.
Tampang dan kemampuan akademikku juga tergolong biasa-biasa saja. Tidak istimewa. Aku kemudian menatap Rudy dan Boen. Jangan-jangan... Ah, kayaknya tidak mungkin mereka berbuat sekeji itu. Mereka tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu kepadaku!
Di kelasku memang banyak jagoan penulis surat cinta yang membuat pembacanya harus "pegangan agar tidak terjatuh." Memang belum teruji di "alam nyata" karena kebanyakan masih jomlo pula, hiks.
Rizal terkenal reputasinya dengan surat-surat rayuan pulau kelapanya. Belum lagi dari kelas seberang. Kelas seberang? Yah mungkin saja dari kelas seberang atau kelas IPS yang berada di lantai bawah.
Bah, sekarang semakin banyak kemungkinan yang membuat kepalaku jadi pusing.