Keluarga dan tetangga Firza ahirnya lega setelah polisi tidak jadi membawa keramik lantai dan tembok kamar yang juga mirip benar dengan yang terdapat dalam clip "baladacintarizieq" tersebut. Teranyar, polisi kemudian meng-SP3-kan kasus ini.
***
Ada yang mengatakan kalau kabar kepulangan Habib Rizieq ini adalah sebuah test the water untuk memetakan dan membuat analisa mendalam terhadap situasi terkini di tanah air.
Ini memang sebuah langkah djitoe dan hemat biaya pula. Apalagi bila dibandingkan dengan menyewa sebuah konsultan politik yang tentu biayanya sangat besar.
Lantas bagaimanakah hasil dari test the water tadi?
Pertama, setelah dihitung-hitung, ternyata lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya kalau Habib Rizieq dipaksakan pulang saat ini.
Polri ternyata belum melupakan (meng-SP3-kan) seluruh kasus hukum Habib Rizieq. Bisa ditebak, Habib Rizieq akan segera masuk tahanan, dan ini sangat tidak keren!
Kedua, Habib Rizieq bukanlah Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang kepulangannya ke tanah air bisa membangkitkan revolusi Iran, dan kemudian berhasil menyingkirkan Shah Iran, Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1978 lalu.
Ternyata kelas Imam besar FPI itu masih terlalu jauh dari kelas Imam Besar Syiah Iran itu. Hal ini terbukti karena masyarakat adem-adem saja menyikapi revolusi "tolak omnibus law Cipta Kerja" ala FPI kemarin itu.
Ketiga, Habib Rizieq memang masih kepagian kalau pulang ke tanah air. Menjelang 2024, tepatnya 2023 akhir adalah waktu yang paling tepat bagi beliau untuk melakukan "revolusi" dengan kembali ke tanah air. Tidak ada lagi nama Jokowi sebagai saingan. Kompetitor juga sudah dikenal cukup akrab. Ada nama Prabowo, Anies Baswedan ataupun Sandiaga Uno yang memang sudah dikenal akrab.
Mungkin hanya nama Ridwan Kamil atau Ganjar Pranowo yang terkesan asing. Tapi itu mah urusan gampang. Siapa tahu rezeki anak soleh, Habib terpilih sebagi pemimpin baru.