Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polisi Tunggu Kepulangan Habib Rizieq Shihab

1 November 2020   12:10 Diperbarui: 8 November 2020   15:52 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habib Rizieq, sumber : https://static.republika.co.id/

"Tiap orang memang punya hak untuk goblok, tetapi beberapa orang telah menyalahgunakan hak itu secara berlebihan"

(Joseph V Stalin)

Di tengah aksi demo penolakan UU Ciptaker kemarin, Ketum FPI Ahmad Shabri Lubis menyebut bahwa imam besar Habib Rizieq Shihab akan kembali ke tanah air untuk memimpin sebuah revolusi besar di Indonesia. Ahmad Shabri Lubis sendiri menyebut cekal Habib Rizieq sudah resmi dicabut Kerajaan Arab Saudi per tanggal 13 Oktober 2020 kemarin.

"Hari ini imam besar Habib Rizieq Shihab secara resmi sudah dicabut cekalnya dan hari ini sudah dibebaskan dari denda-denda apa pun karena Habib Rizieq Shihab tidak bersalah di Saudi Arabia," kata Shabri di atas mobil komando di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa 13 Oktober lalu.

Menurut Ahmad Shabri Lubis, Habib Rizieq saat ini sedang mempersiapkan kepulangannya. Proses administrasi kepulangan ke Indonesia sedang diurus. "Setelah cekal dicabut dan denda dihapus, saat sekarang ini imam besar Habib Rizieq Shihab sedang menunggu proses administrasi atau exit permit, dari pembelian tiket serta penjadwalan pulang ke Indonesia,"

Pernyataan dari Ahmad Shabri Lubis tentunya disambut sukacita oleh penggemar imam besar FPI ini. Apalagi Habib Rizieq sendiri mengatakan kalau ia memang sengaja dicekal Pemerintah Indonesia agar tidak bisa pulang ke tanah air tercinta.

Lewat kanal YouTube Front TV, Minggu, 10 November 2019 lalu, Habib Rizieq menunjukkan surat pencekalan dari pemerintah Indonesia sehingga dia mengklaim tidak bisa pulang ke Indonesia.

"Saya dilarang berpergian ke Saudi, bahkan ini dituliskan sebabnya adalah karena alasan keamanan. Jadi sekali lagi, saya dicekal di sini bukan karena saya lakukan pelanggaran keimigrasian, bukan saya melakukan pelanggaran pidana atau perdata, bukan karena saya melakukan sesuatu kejahatan di Saudi ini, tidak. Karena alasan keamanan," ujar Habib Rizieq menimpali pencekalan dirinya tersebut.

Bukan apa-apa, hidup di negeri gurun itu sebenarnya sangat susah. Selain udara yang panas dan kering, hukumnya juga sangat ketat. "Hujan batu di negeri orang hujan mas di negeri sendiri," tetaplah lebih enak berdiam di negeri sendiri. Apalagi harga mas pun kini melonjak di atas satu juta per gram. Padahal di Jawa banyak sekali mas-mas, mulai dari yang berkulit sawo matang hingga hitam keling. Akan tetapi harga mas di dalam negeri ini tak pernah turun. Hujan batu juga hanya sesekali terjadi, yakni di halaman gedung DPR ketika terjadi demo anarkis "anak mahasiswa."

Dua hari setelah pernyataan Habib Rizieq, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel kemudian memberikan keterangan bahwa Pemerintah RI tidak pernah mengeluarkan pencekalan bagi Habib Rizieq sekalipun beliau ini sedang menghadapi masalah hukum di tanah air.

Memang keberadaan Rizieq di Arab Saudi ini seperti "kentut." Tak berwujud tapi berbau. Walaupun ada yang mengatakan kehadirannya di Arab Saudi ketika itu atas undangan Raja Salman, tapi semua orang juga tahu kalau keberadaannya itu adalah untuk menghindari masalah hukum di tanah air.

Kenapa penulis mengatakan seperti kentut, itu karena Habib Rizieq berkunjung ke Arab Saudi memakai visa kunjungan wisata/umrah, dan kemudian tidak melapor ke KBRI di Riyadh maupun Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Secara defacto, wujud Habib Rizieq memang hadir di Arab Saudi, tetapi secara dejure WNI bernama Habib Rizieq tidak ada di Arab Saudi.

Hal ini memang masuk di akal. Jangankan WNI bermasalah, WNI yang tidak bermasalah sekalipun, sering tidak melapor ke KBRI setempat kalau kunjungannya hanya sebentar saja.

Berita teranyar, Agus Maftuh Abegebriel kemudian memberikan keterangan terkait status Habib Rizieq. keterangan itu sekaligus membantah pernyataan Ketum FPI Ahmad Shabri Lubis yang menyebut cekal Habib Rizieq resmi dicabut Kerajaan Arab Saudi per tanggal 13 Oktober 2020 lalu.

Nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih "blinking merah" dengan tulisan ta'syirat mutanahiyah (visa habis) dan dalam kolom lain tertulis: mukhalif (pelanggar UU). Bentuk pelanggaran: mutakhallif ziyarah (overstay dengan visa kunjungan).

"Ada juga kolom "ma'lumat al-mukhalif" (data tentang pelanggar). Di kolom foto MRS ditulis "Surah al-Mukhalif" foto pelanggar. "Red Blink" adalah sinyal bahwa yang bersangkutan belum bisa keluar dari Arab Saudi," ujar Agus.

Nah ini tentunya pernyataan yang saling bertolak-belakang bukan? Nah orang-orang yang suka "tolak-tolakan" seperti inilah yang disebut dalam quote Joseph Stalin di atas. Kalau soal begini, biarlah pembaca sendiri yang memutuskan mana yang benar mana yang betul...

***

Posisi Habib Rizieq saat ini memang "ngeri-ngeri sedap." Ia jelas sedang tertekan dan menghadapi dilema. Semakin lama tinggal di Arab Saudi posisinya akan semakin berat, terutama terkait pelanggaran keimigrasian. Pulang ke tanah air (sebenarnya tidak ada masalah) tetapi persoalan hukum sudah menanti pula.

Karopenmas (Kepala Biro Penerangan Masyarakat) Polri, Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono sendiri mengatakan bahwa kasus lama Habib Rizieq masih akan terus diproses.

Seperti diketahui sebelum berangkat ke Arab Saudi, Habib Rizieq menghadapi berbagai kasus di beberapa Polda. Mulai dari kasus "Sampurasun" di Polda Jabar, penghinaan Pancasila, hingga kasus sexy, chatt mesum bertajuk #baladacintarizieq yang menghebohkan itu.

Tentunya masih banyak netizen yang belum lupa dengan kasus "Kak Ema di kebun pisang." Sebuah "sex-chatting" yang dilakukan oleh kak Ema, eh maksudnya oleh orang yang diduga mirip dengan Habib Rizieq dengan Firza Husein, yang populer dengan istilah "Firza Hotz" itu.

Rabu 1 Februari 2017 lalu, warga terhenyak ketika polisi membawa televisi, bantal dan seprai dari rumah keluarga Firza Husein di jalan Makmur RT 03/07 Cipayung Jakarta Timur. Polisi menganggap barang bukti tersebut adalah "saksi bisu dari kegaduhan tersebut." Ternyata barang-barang tersebut akan dicocokkan polisi dengan gambar yang terdapat pada latar belakang video clip "baladacintarizieq." 

Keluarga dan tetangga Firza ahirnya lega setelah polisi tidak jadi membawa keramik lantai dan tembok kamar yang juga mirip benar dengan yang terdapat dalam clip "baladacintarizieq" tersebut. Teranyar, polisi kemudian meng-SP3-kan kasus ini.

***

Ada yang mengatakan kalau kabar kepulangan Habib Rizieq ini adalah sebuah test the water untuk memetakan dan membuat analisa mendalam terhadap situasi terkini di tanah air.

Ini memang sebuah langkah djitoe dan hemat biaya pula. Apalagi bila dibandingkan dengan menyewa sebuah konsultan politik yang tentu biayanya sangat besar.

Lantas bagaimanakah hasil dari test the water tadi?

Pertama, setelah dihitung-hitung, ternyata lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya kalau Habib Rizieq dipaksakan pulang saat ini.

Polri ternyata belum melupakan (meng-SP3-kan) seluruh kasus hukum Habib Rizieq. Bisa ditebak, Habib Rizieq akan segera masuk tahanan, dan ini sangat tidak keren!

Kedua, Habib Rizieq bukanlah Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang kepulangannya ke tanah air bisa membangkitkan revolusi Iran, dan kemudian berhasil menyingkirkan Shah Iran, Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1978 lalu.

Ternyata kelas Imam besar FPI itu masih terlalu jauh dari kelas Imam Besar Syiah Iran itu. Hal ini terbukti karena masyarakat adem-adem saja menyikapi revolusi "tolak omnibus law Cipta Kerja" ala FPI kemarin itu.

Ketiga, Habib Rizieq memang masih kepagian kalau pulang ke tanah air. Menjelang 2024, tepatnya 2023 akhir adalah waktu yang paling tepat bagi beliau untuk melakukan "revolusi" dengan kembali ke tanah air. Tidak ada lagi nama Jokowi sebagai saingan. Kompetitor juga sudah dikenal cukup akrab. Ada nama Prabowo, Anies Baswedan ataupun Sandiaga Uno yang memang sudah dikenal akrab.

Mungkin hanya nama Ridwan Kamil atau Ganjar Pranowo yang terkesan asing. Tapi itu mah urusan gampang. Siapa tahu rezeki anak soleh, Habib terpilih sebagi pemimpin baru.

Sumber : [1] [2] [3] [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun