Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kuntilanak Kemasukan Arwah

15 Oktober 2020   13:34 Diperbarui: 15 Oktober 2020   13:32 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Taulah. capek aku nyariin kau. Udah nangis-nagis mamakmu di kampung nyari kau. Mamakmu itu kan adekku, yah kubantulah nyari kau. Lagi pula kau ini bikin malu saja. Apa gak ada lagi perempuan normal yang bisa kau cari sampe kuntilanak aja mesti kau perli!"*

"Eh, enggaknya tulang, cuma main-mainku ajanya ini tulang. Iya akupun mau pulang ini tulang. Eh, btw tulang, kalau gak salah, tulang kan sudah mati lima tahun lalu ditabrak orang mabuk naik kereta?"**

"Apa kau bilang? Kau bilang aku sudah mati? Berani kau ya sama tulangmu!" kata Datuk sambil menampar pipi Princes berkali-kali.

"Jangan Datuk!" teriak Prince ngeri. Ia teringat akan perkataan genderuwo banci di salon kemarin. "Pipi wanita itu bukan untuk ditabok, tapi untuk dielus dan disayang-sayang kata genderuwo kemayu itu sambil mengelus pipi Prince.

Seketika tubuh Princes terkulai. Sebuah sosok yang mirip dengan Gayus Tambunan kemudian berdiri dan berlari menjauhi tubuh Princes. Datuk kini bernafas lega. 

Orang gila itu sudah pergi menjauh. Tadi reputasinya betul-betul dipertaruhkan. Untunglah pada zaman Daendels menjabat sebagai Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda dulu, ia pernah punya selingkuhan di Batak sana. Jadi ia tahu betul karakter orang Batak yang takut sama tulangnya itu. Rupanya resep itu masih manjur juga buat si Ucok tadi, hahaha...

Catatan :

*Perli :  naksir/taksir (bahasa Medan)

**Kereta : Sepeda motor (bahasa Medan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun