Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wawancara Imajiner dengan Najwa Shihab dan Kakek Sugiono

8 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 8 Oktober 2020   18:37 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kakek Sugiono, sumber: https://foto.wartaekonomi.co.id/

NS : "Wah saya jadi lupa nih, apa tadi pertanyaannya..."

P : "Soal telanjang tadi Nana...apa yang kamu rasakan..."

NS : "Wah sebenarnya pertanyaan ini cocoknya ditanya kepada pemirsa saja. Misalnya dalam kasus pak Setnov dulu di penjara Sukamiskin. Waktu diwawancarai di lapas, ruang selnya terlihat sederhana dan kecil. Eh, ternyata setelah kita periksa kemudian, ternyata ruang sel beliau itu sangat mewah sekali, hahaha. Jadi yang suka melihat orang telanjang itu sebenarnya adalah pemirsa. Kita hanya memfasilitasi acaranya saja, hahaha..."

P : "Come on Nana, kita bicara tentang kamu, bukan pemirsa. Lagipula, kalau semua permirsa ditanyain, sampai Lebaran Kudapun tidak akan selesai-selesai. Apalagi mereka kan punya orientasi seksual yang beragam. Pertanyaannya, apa yang kamu rasakan ketika berhasil "menelanjangi" tamu tersebut. Misalnya seperti, ah kamu ketahuan, atau hey kamu terciduk, seperti begitu..."

NS : "Yang pasti ada perasaan puas. good job! karena kalau tidak berhasil menelanjangi tamu, pasti pemirsa akan kecewa, dan acaranya menjadi garing."

KS : "Sependapat madam. Tujuan acara itu adalah mencari kepuasan semua pihak. Saya sendiri punya motto, anda puas kami bangga. Anda kurang puas beritahu sutradara, hehehe.."

P : "Wow hebat sekali motto anda itu Sugiono-san. ngemeng-ngemeng, apakah pernah ada yang kurang puas? Apakah anda, penonton atau patner anda misalnya?

KS : "Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada pula gundul yang tak botak! Namanya juga kakek-kakek, saya ini sering gagal fokus dan kehilangan konsentrasi. Mungkin faktor usia ya. Ada saja yang mengganggu walaupun kelihatannya sepele. Misalnya sinar lampu sorot yang menyilaukan mata. Pernah juga bulu mata palsu patner saya mengenai mata, membuat saya kelilipan. Jadi terkadang ada beberapa adegan yang harus diulang kembali, yang tentunya membuat kita kesal.

NS : "Terkadang tim kreatif kurang fokus ataupun tidak mengenal betul karakter tamu yang akan diwawancarai, sehingga pertanyaannya kurang tajam dan acaranya menjadi ambyar. Ataupun juga tamunya itu pinter berkelit. Para pengacara biasanya punya ilmu belut kecebur di oli bekas. Kalau tidak waspada, bisa-bisa kita yang akan mereka telanjangi, hahaha"

P : "Wow luar biasa sekali pengalaman anda berdua. Kita rehat sejenak. Setelah commercial brake kita akan kembali lagi. Eh tapi bisa jadi kita tidak akan pernah kembali lagi, sekiranya acara kita ini nantinya dihapus ngadimin ataupun dipolisikan seseorang, ataupun kalau rating acara ini jelek.

Sebab ketika kita berbicara soal media, maka kita berbicara soal rating. Kalau rating acara ini bagus, maka kita berdiskusi lagi dengan isu-isu yang lebih menggelinjang...ok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun