Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wawancara Imajiner dengan Najwa Shihab dan Kakek Sugiono

8 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 8 Oktober 2020   18:37 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua senjata Najwa yang membuat tamunya kemudian terperangkap masuk dalam jebakan batmannya itu. Yang pertama sosoknya sebagai seorang wanita, biasanya membuat para lelaki terlena. Menurut Kakek Sugiono, ini memang kelemahan khas lelaki. Bukan di ranjang, tetapi di kursi ketika berbincang. Umumnya di ranjang lelaki akan siaga satu, sedangkan ketika di kursi mereka sering kehilangan kewaspadaannya.  Akibatnya besaran gaji, tunjangan, uang lembur, bonus bahkan selingkuhanpun bisa bocor ke telinga orang yang tak berhak untuk mendengarnya.

Yang kedua budaya Timuran yang merasa tidak akan mungkin host akan menjebak tamunya sendiri secara kejam begitu. Namun mereka keliru. Ibarat makan fried chicken, host seperti Najwa tidak akan puas hanya memakan dagingnya saja. Ia takkan berhenti sebelum memakan habis sumsum dalam tulang ayam tersebut.

Untuk mempersingkat waktu, penulis kemudian segera melakukan wawancara imajiner terhadap Najwa Shihab dan kakek Sugiono. Tentunya dengan kursi kosong karena sayangnya, kedua tokoh tersebut tidak bisa hadir dengan alasan berbeda.

Penulis (P) : Anda berdua adalah tokoh fenomenal. Apa yang kalian rasakan ketika berhasil "menelanjangi" partner kalian?

Kakek Sugiono (KS) : Saya ini seorang profesional, dan tugas saya memang menelanjangi patner saya. Memang terkadang sutradara menginginkan sedikit improvisasi, saya yang ditelanjangi sedangkan partner saya tidak. Tapi bagi saya tidak masalah apakah setengah telanjang atau full telanjang, ini cuma pekerjaan saja.  Jadi tidak ada perasaan spesial ketika menelanjangi atapun ditelanjangi.

Najwa Shihab (NS) : Sama seperti Kakek Sugiono...

P : Maksudnya ada suka telanjang seperti Kakek Sugiono?

NS : "Waduh, anda jangan langsung main potong aja ya. Wah anda ini sepertinya terpengaruh dengan gaya saya ketika wawancara ya, hahaha...wkwkwk" (Najwa tertawa sambil menutup mulutnya) "Maksudnya, saya ini juga seorang profesional yang bekerja dengan standar jurnalisme yang berlaku."

P : "Sstt.. ada wartawan senior yang ngomong kalau anda itu ternyata bukan seorang jurnalis. Soalnya nama anda kan tidak terdaftar, jadi kita gak usah bawa-bawa standar jurnalisme ya" kata penulis sambil berbisik pelan ke telinga NS.

NS : "HGF (Hemang Gue Fikirin) lihat saja itu koran kuning, koran abal-abal, tabloid mesum atau bahkan sosmed buzzer yang menjual hoax dan sensasi. Yang nulis juga sebagiannya adalah wartawan terdaftar juga kan? Lihat saja tipi sebelah, jualannya sensasi juga kan? Itu wartawan senior lagi! Apakah sudah sesuai dengan standar jurnalistik? Memang sih kesannya both side covered (berimbang) karena nara sumbernya dari dua pihak berbeda, akan tetapi kualitas nara sumbernya kan jomblang, hahaha. Jadi host-nya kan buat framing juga, hahaha..."

P : "Come on Nana, kita bicara tentang kamu, bukan orang lain..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun