"Bukannya saya enggak mau ngucapin, tapi saya bingung mau ngomong apa pak ngucapinnya, karena saya mix feeling, ingin 100 persen berbunga-bunga, tapi sejujurnya saya agak kecewa juga sama bapak selama jadi presiden,"
Ernest  | #HBD59Jokowi
Ucapan selamat ulang tahun di negeri ini pun ternyata sudah berubah makna menjadi seperti ucapan selamat natal bagi kaum Nasrani.
Sejak era reformasi, beberapa warga/kelompok warga tertentu telah mengharamkan ucapan selamat natal untuk kaum Nasrani karena dianggap bisa mengganggu akidah.
Dalam pandangan penulis yang juga seorang Nasrani, hal ini bisa dimaklumi. Akidah jauh lebih penting daripada sekedar ucapan selamat natal. Apalagi perayaan natal pun tetap dan pasti akan berlangsung juga walaupun tak ada orang yang mengucapkannya.
Ibarat pesta kawin, apakah ijab Kabul akan batal seandainya tetangga satu RT pengantin wanita mengancam tidak akan mengucapkan selamat kepada penganten tersebut?
Teranyar, seorang komika yang juga aktor dan sutradara ternama Indonesia, Ernest Prakasa mengalami halu juga terkait ucapan selamat ulangtahun ini.
Sisi kemanusiaan dan perubahan pandangan politik yang bercampur aduk, ternyata bisa mengganggu "akidah" seorang Ernest untuk mengucapkan selamat ulangtahun kepada "mantan sahabat"yang juga Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Apakah Pakde tidak jadi tiup lilin gara-gara seorang Ernest halu dengan akidahnya?
Mengapa dibuat rumit? Mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepada seseorang adalah urusan kemanusiaan, terlepas apakah yang bersangkutan itu seorang teman atau lawan.
 Dengan "berat hati" Ernest kemudian membuat ucapan selamat ulang tahun kepada Pakde melalui video berdurasi 2 menit 15 detik yang diunggah di akun Instagram @ernestprakasa. "Selamat ulang tahun ke-59 Pak @ jokowi. Ini ada sedikit ucapan plus uneg-uneg dari saya. Peace,"
Kenapa video tersebut diunggah di akun Instagram @ernestprakasa, bukan langsung disampaikan secara pribadi kepada yang bersangkutan?