Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luciano, Kisah Lelaki Penggebuk Kepala Suharto di Dresden

19 Juni 2020   16:33 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:38 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan gesit Luciano kemudian berhasil lolos mendekati rombongan, dan kini dia berjarak hanya dua meter saja dari Presiden Suharto.

Sjafrie Sjamsoeddin kemudian terlambat menyadari kalau jarak Luciano itu sudah terlalu dekat dengan sang presiden. Ia kemudian berusaha menghalau Luciano. Tapi usahanya itu justru terhalang oleh gerak polisi Jerman.

Dalam hitungan detik, Luciano sudah berada di dekat Suharto. Tangan kanannya memegang megafon sementara tangan kirinya memegang gulungan koran.

Lalu terjadilah insiden yang menghebohkan dunia tersebut! Gulungan koran di tangan kiri Luciano kemudian menyambar kepala Suharto. Cukup keras namun tak sampai menjatuhkan pecinya!

Soal peci ini kemudian menjadi perdebatan, karena ada yang mengatakan bahwa peci Suharto memang terlepas. Tapi apapun itu, Suharto hanya bisa meringis menahan malu ketika rombongan kemudian berhasil masuk ke dalam museum.

Di dalam museum yang kebetulan memamerkan lukisan karya Raden Saleh tersebut rombongan Suharto berada selama 45 menit.  Syafrie kemudian memindahkan Presiden Suharto dan Ibu Tien ke mobil biasa, dan keluar lewat pintu samping.

Rombongan lain termasuk menteri kemudian keluar dengan naik bus. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Para pendemo ternyata telah menunggu dengan berbaring di jalan. Tampaknya polisi Jerman juga membiarkan saja para pendemo melakukan aksinya.

Ilustrasi Ali Alatas dari dalam bis menunjukkan jari tengah kepada demonstran di Museum Dresden 1995, sumber : https://cdn2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/ali-alatas_20180523_102314.jpg
Ilustrasi Ali Alatas dari dalam bis menunjukkan jari tengah kepada demonstran di Museum Dresden 1995, sumber : https://cdn2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/ali-alatas_20180523_102314.jpg
Tak lama kemudian bus mulai digebuk-gebuk, diguncang-guncang dan didorong pendemo hingga mendekati sungai. Menteri Ali Alatas kemudian tak dapat menahan kegusaran hatinya.

Dalam momen kalut itu, seorang pendemo kemudian berhasil merekam foto Ali Alatas mengacungkan jari tengah kepadanya sambil berkata f-ck  y-u

Setelah insiden ini, Suharto kemudian membatalkan jadwal acara menonton di Dresden Opera House pada malam harinya.

Soal pembatalan ini, informasi yang beredar dari pihak lokal mengabarkan kalau justru para pemain orkestra itu sendiri yang kemudian menolak tampil dihadapan Presiden Suharto!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun