Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fenomena Mudik ala Najwa Shihab hingga Pool Test ala Dahlan Iskan

4 Mei 2020   01:32 Diperbarui: 4 Mei 2020   01:29 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang mendapat manfaat hanya Nazwa, karena popularitasnya kemudian naik akibat kegaduhan (seperti biasanya) yang timbul diantara kaum "cebongers dan kadrun."

Pemerintah dan pemirsa justru merugi karena tidak mendapat manfaat seutuhnya dari program wawancara tersebut.

Misi dan strategi pemerintah yang ingin diketahui warga akhirnya menguap karena moderator (pewawancara) menggiring pembicaraan ke polemik frasa pulang kampung dan mudik.

Sebegitu pentingkah frasa pulang kampung dan mudik itu dibahas di Istana Negara?

Mengapa Nazwa tidak bertanya saja kepada ahli bahasa Indonesia kekhususan Semantik untuk menjelaskan kebingungannya tersebut?

Dalam sebuah wawancara tentu saja ada sebuah kesepakatan (tertulis maupun tidak tertulis) antara pewawancara (untuk mendapatkan informasi) dengan narasumber (yang memberikan informasi)

Ibarat berdagang, supaya cengli (fair) kedua belah pihak harus sama-sama cuan.

Nazwa mendapat informasi yang fresh from the oven, sedangkan Jokowi bisa menjelaskan program kerjanya lewat wawancara tersebut. Jadi keduanya harus cincai.

Itulah etika dari sebuah wawancara (apalagi ketika sipewawancara adalah seorang tamu)

Sependek pengetahuan penulis, berita (termasuk wawancara) adalah sebuah fakta yang dikabarkan apa adanya. Didukung oleh informasi berimbang dari beberapa pihak, dan sipemberita dilarang membuat opini.

Opini adalah milik pembaca, dan mereka itu berhak percaya atau tidak terhadap isi berita tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun