Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sendiri Tanpa Sepi

3 April 2020   18:42 Diperbarui: 3 April 2020   19:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stephen kaget akan perubahan yang terjadi pada Widya. Ia pun setiap hari bertelefon atau mengunjungi Widya untuk memantau perkembangan dirinya.

Pada suatu pagi, Stephen datang berkunjung. Mereka kemudian ngopi di dapur sambil ngobrol ringan. Tiba-tiba Stephen menangis tersedu. Rupanya ia mengalami depresi berat!

Tekanan hidup dan pekerjaan rupanya terlalu membebaninya. Pagi hari Stephen sudah harus berada di rumah sakit, untuk kemudian praktik sampai tengah malam!

Dan pasiennya pun kini semakin banyak teman sejawat! Menangani dokter yang depresi jauh lebih rumit daripada pasien yang paling gila sekalipun! Itu karena mereka ini sebenarnya tahu penyebab, bahkan solusinya.

Mereka ini hanya susah untuk "mengimplementasikannya" karena terjebak dengan stigma yang mereka buat sendiri. Sebenarnya mereka itu sama juga seperti dia, sama-sama menderita depresi!

Bahkan dulu ada seorang seniornya yang dokter jiwa, suka datang ke praktik malam-malam setelah ianya selesai praktik, hanya untuk menumpang merokok saja!

Widya terperangah! Dunia ini ternyata tidak sesederhana kelihatannya. Manusia "setengah dewa" ini pun ternyata hanya seorang manusia biasa yang menderita juga dalam kesepiannya.

Widya segera memeluknya, dan membiarkannya menangis.  Entah sudah berapa puluh tahun si "bujang-lapuk" ini tidak menumpahkan isi hatinya kepada seseorang.

Widya kemudian menawarkan fb, Twitter, IG dan Line kepada Stephen.

***

Sebentar lagi Imlek akan tiba. Imlek kali ini agak berbeda bagi Widya karena anak-anak tidak pulang! Ricky merayakan Imlek ditempat mertuanya, Sarah juga begitu. Michel lagi hamil tua, jadi repot kalau bepergian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun