Covid-19 kini menjadi trending topik dimana-mana. Setiap saat warga memantau perkembangan ODP (Orang Dalam Pengawasan) PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan angka kematian oleh Covid-19 ini. Akan tetapi informasi mengenai Covid-19 itu justru membuat mereka semakin cemas.
Warga yang cemas itu kemudian menyerbu supermarket dan apotek. Barang-barang kebutuhan pokok di supermarket pun kemudian ludes diborong warga.
Covid-19 memang telah mengubah dunia. Mulai dari pola pikir, kebiasaan bahkan gaya hidup masyarakat pun kini berubah total. Hal ini jelas terlihat pada masyarakat kelas Menengah hingga Atas. Cafe, resto fancy dan mall kelas menengah atas dipastikan akan segera tutup karena sepi pengunjung.
Sebaliknya Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi gaya hidup masyarakat kelas Bawah, apalagi kelas Pra-sejahtera.
Hal ini bisa dimaklumi. "Orang susah" itu setiap hari bergelut dengan kesusahan. "Bekerja hari ini untuk makan hari ini." Tinggal pun berhimpitan di Kawasan kumuh. Sebagian bahkan harus berbagi  MCK (Mandi, Cuci Kakus) dengan orang lain. Itulah sebabnya mereka ini tidak sudi kalau Covid-19 ikut menambah kesusahan hidup mereka yang sudah susah itu.
Jadi kalau warga pra-sejahtera tidak perduli dengan Covid-19, sebaliknya warga lainnya sibuk mantengin tivi untuk mengamati perkembangan dari Covid-19 sialan ini.
Tapi ada satu hal yang lepas dari pengamatan, yaitu BDP (Bojo Dalam Pengawasan) yang biasanya sepaket juga dengan dunia pelakor maupun kehidupan remang-remang...
Kini banyak istri yang "terlupa" akan BDP dan selingkuhan mereka itu karena terlalu fokus kepada ODP, PDP, masker, hand sanitizer, maupun harga jahe dan kunyit yang kini melambung tinggi.
***
Andre adalah salah seorang BDP (Bojo Dalam Pengawasan). Berita Covid-19 yang banyak berseliweran di berbagai media rupanya belum mampu menggetarkan nyali Andre dalam berpetualangan di dunia asmara.
Apalagi reputasinya sebagai seorang playboy yang selalu berhasil lolos dari perangkap yang dipasang oleh Rini, isterinya itu, membuat Andre semakin pede tentunya. Covid-19 tentulah tidak akan lebih berbahaya daripada seorang isteri galak, pikir Andre dalam hati.
Apalagi menurut petinggi negeri ini, Covid-19 ini tidak cocok di negeri bercuaca panas seperti Indonesia. Sebagai seorang penggemar jamu, termasuk "yang kuat" juga, Â Andre ini termasuk "lelaki berdarah hangat." Jadi ia hakul yakin kalau Covid-19 ini tidak akan tergoda untuk mengendus sistim pernafasannya.
Pagi ini Andre sedang dalam perjalanan mengantar keluarganya menuju rumah mertuanya di Cirebon. Rencananya anak dan isterinya ini akan tinggal selama tiga minggu di sana sebagai bagian dari karantina menghadapi pandemi Covid-19.
Sementara itu Andre akan tetap berada di Jakarta karena harus bekerja. Â Jadi sore harinya Andre akan kembali ke Jakarta. "Kembali seorang diri ke Jakarta" adalah bagian yang paling membahagiakan Andre...
Bulan lalu, dalam sebuah acara reuni SMA, Andre bertemu kembali dengan Shanti, mantannya dulu. Cerita dulu itu memang berakhir kurang sedap. Ketika itu Andre ketahuan berselingkuh dengan Jessica. Tiada sepatah kata yang terucap ataupun linangan air mata sebagai tanda perpisahan.
Hanya sebuah tamparan keras Shanti di pipi Andre kemudian menjadi penutup kisah asmara mereka. Sejak itu mereka pun tidak pernah bertemu lagi hingga acara reuni SMA kemarin itu.
Pertemuan kembali dengan Shanti itu sungguh menggetarkan hati Andre. Shanti terlihat sangat cantik, bahkan terlihat lebih cantik dibanding dulu. Andre pun jatuh cinta pada pandangan kedua!
Tamparan keras di pipi itu pun seakan terngiang kembali. Dulu hal itu membuatnya malu. Kini juga membuatnya malu tapi mau...pengen ditampar lagi tapi sekalian dielus juga. Syukur-syukur kalau sekalian dicipok juga...
Ingin rasanya mengulang kembali kisah dulu itu. Tentu saja tidak akan mudah sebab kondisi mereka sudah jauh berbeda. Tetapi justru di situlah letak tantangannya.
Adakah yang lebih menantang daripada melakukan hal yang tak berani dilakukan oleh warga kebanyakan?
Bukankah jargon CLBK, Cucian Lama Belum Kering, eh Cinta Lama Bersemi Kembali bukan hil yang mustahal lagi pada zaman now ini?
Kali ini Andre kena batunya. Ia benar-benar jatuh hati terhadap kemolekan Shanti, sampai-sampai sering terbawa ke dalam mimpi hingga berhalusinasi.
Terkadang ketika membuka filling cabinet, ada wajah Shanti. Menarik laci meja, ada juga wajah Shanti. Buset, rupanya Andre meletakkan foto Shanti pada filling cabinet dan laci meja kerjanya itu!
Berkat perjuangan tanpa lelah lewat strategi perang gerilya, Andre akhirnya berhasil mengajak Shanti makan malam berdua. Ketika itu malam Cap Go Meh, dan bulan purnama pun menjadi saksi betapa bahagianya Andre pada malam itu.
Rupanya rumah tangga Shanti ini sudah lama retak, dan ia sedang menunggu putusan perceraiannya.
"Pucuk dicinta kelambu tiba!" Hati Andre girang bukan kepalang, walaupun ia menunjukkan wajah sedih penuh empati kepada Shanti...
Lewat "lagu lama" yang umum dipakai para lelaki hidung belang untuk menarik simpati kaum hawa, Andre pun bercerita kepada Shanti bahwa hidupnya pun kurang bahagia juga.
Isterinya kurang perhatian terhadapnya dan anak-anak. Sepulang dari kantor, ia masih harus membantu membuat PR anak-anak dan menidurkan mereka sembari mendongeng. Setelah itu ia harus menyeterika pakaian seragam sekolah anak-anak untuk dipakai esok harinya.
Shanti pun terkesima mendengar kisah Andre ini...
***
Andre baru saja berkemas-kemas hendak kembali ke Jakarta ketika beberapa petugas Dinas Kesehatan, Kelurahan dan Satpol PP mendatangi rumah mertuanya.
Kedatangan mereka itu untuk membawa Andre ke Rumah Sakit Umum Daerah untuk melakukan isolasi karena ia sudah ditetapkan sebagai ODP (Orang Dalam Pengawasan) merangkap PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Apalagi dia adalah seorang BDP!
Andre awalnya tertawa tapi kemudian marah. Lah, baru tadi pagi ia datang, koq ujug-ujug langsung diisolasi ke RSUD?
Singkat cerita, Shanti tadi pagi menelfon Rini. Shanti ternyata positif Covid-19. Kalau physical distancing mengharuskan jarak orang sekurangnya satu meter, maka jarak mereka itu ternyata sering hanya 0,1 bahkan 0,05 meter saja. Jadi Shanti takut kalau-kalau Andre sudah tertular  Covid-19 juga.
Dua jam kemudian Andre duduk termangu di kamar isolasi. Harga diri dan semangatnya "luntur abis" bak "Levi's KW" tersiram bayclin. Tak lama kemudian hapenya berbunyi, Shanti!
"Maaf ya ndre, aku memang positif Covid-19, gak tau dapet dari mana. Aku juga kena sifilis, sepertinya dari brondong bule yang kukencani dua minggu lalu waktu di Bali. Aku juga ada TBC. Pengobatannya sudah berjalan empat bulan. HIV juga, tapi sudah mau sembuh. Aku juga baru kena demam berdarah..." tiba-tiba hubungan terputus...
"Hallo, hallo..." teriak Andre. Rupanya hapenya sudah lowbatt, dan ia lupa bawa charger!
Andre kemudian bergegas hendak keluar dari kamar, tapi pintu kamar ternyata dikunci dari luar. Andre kemudian terduduk lemes di pembaringan sembari membuka surat dari Rini.
"Mas, yang sabar ya. Mas harus tabah menjalani isolasi selama dua bulan ini, soalnya mas diduga terinfeksi berbagai penyakit. Kami tidak diizinkan menjenguk mas. Takut tertular, kasihan anak-anak juga. Be strong ya mas, ummmach"
Andre menangis sesunggukan. Tiba-tiba ia merasa badannya gatal. Ia merasa badannya demam juga, lalu batu-batuk dan kemudian bersin-bersin. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menangis dan menangis dalam penyesalan. Perlahan bayangan Shanti pun memudar dalam ingatannya...
Di luar kamar isolasi, Shanti dan Rini tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Andre di kamar isolasi. Mereka bisa melihat dan mendengar tangisan Andre dengan jelas lewat CCTV.
Kali ini Andre berhasil kena perangkap Rini dan Shanti. Satu hal yang tidak diketahui Andre adalah bahwa Rini dan Shanti itu berteman baik sejak kecil dan masih terhitung sepupu juga.
Dua bulan ini Andre akan bertapa di ruang isolasi, menjauh dari wangi parfum sorang wanita. Ia akan bersemedi mendekatkan diri kepada sang Khalik untuk mencari pencerahan hidup...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H