Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

BDP (Bojo Dalam Pengawasan) Covid-19

28 Maret 2020   12:39 Diperbarui: 28 Maret 2020   15:03 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita, Shanti tadi pagi menelfon Rini. Shanti ternyata positif Covid-19. Kalau physical distancing mengharuskan jarak orang sekurangnya satu meter, maka jarak mereka itu ternyata sering hanya 0,1 bahkan 0,05 meter saja. Jadi Shanti takut kalau-kalau Andre sudah tertular  Covid-19 juga.

Dua jam kemudian Andre duduk termangu di kamar isolasi. Harga diri dan semangatnya "luntur abis" bak "Levi's KW" tersiram bayclin. Tak lama kemudian hapenya berbunyi, Shanti!

"Maaf ya ndre, aku memang positif Covid-19, gak tau dapet dari mana. Aku juga kena sifilis, sepertinya dari brondong bule yang kukencani dua minggu lalu waktu di Bali. Aku juga ada TBC. Pengobatannya sudah berjalan empat bulan. HIV juga, tapi sudah mau sembuh. Aku juga baru kena demam berdarah..." tiba-tiba hubungan terputus...

"Hallo, hallo..." teriak Andre. Rupanya hapenya sudah lowbatt, dan ia lupa bawa charger!

Andre kemudian bergegas hendak keluar dari kamar, tapi pintu kamar ternyata dikunci dari luar. Andre kemudian terduduk lemes di pembaringan sembari membuka surat dari Rini.

"Mas, yang sabar ya. Mas harus tabah menjalani isolasi selama dua bulan ini, soalnya mas diduga terinfeksi berbagai penyakit. Kami tidak diizinkan menjenguk mas. Takut tertular, kasihan anak-anak juga. Be strong ya mas, ummmach"

Andre menangis sesunggukan. Tiba-tiba ia merasa badannya gatal. Ia merasa badannya demam juga, lalu batu-batuk dan kemudian bersin-bersin. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menangis dan menangis dalam penyesalan. Perlahan bayangan Shanti pun memudar dalam ingatannya...

Di luar kamar isolasi, Shanti dan Rini tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Andre di kamar isolasi. Mereka bisa melihat dan mendengar tangisan Andre dengan jelas lewat CCTV.

Kali ini Andre berhasil kena perangkap Rini dan Shanti. Satu hal yang tidak diketahui Andre adalah bahwa Rini dan Shanti itu berteman baik sejak kecil dan masih terhitung sepupu juga.

Dua bulan ini Andre akan bertapa di ruang isolasi, menjauh dari wangi parfum sorang wanita. Ia akan bersemedi mendekatkan diri kepada sang Khalik untuk mencari pencerahan hidup...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun