Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat Seorang Ibu kepada Putrinya

1 Januari 2020   20:37 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:41 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar seorang ibu dan bayinya, sumber: republika.co.id

Setelah merasa jadi cukong beberapa tahun kemudian, papa lalu meminta mama menutup bakery itu. Tapi mama tak pernah mau, sebab bakery itu pernah menjadi dewi penolong krisis keuangan dalam rumah tangga mama.

Beberapa kali juga pihak bank menawarkan kredit untuk pengembangan usaha bakery, tapi mama tak pernah mau. Bakery ini (dan mama juga) bukan untuk mencari kekayaan. Tugas papa-lah yang mencari kekayaan. Itu pun kalau dia mau, sebab mama tak pernah juga memintakan kepadanya. Yang selalu mama minta cuma papa jangan pernah lupa untuk sayang sama mama, hehehehe...

Hasil dari bakery ini pun sudah lebih dari cukup untuk menghidupi kita dengan kehidupan yang standar. Dan mama sangat mensyukurinya. Pengembangan usaha tentu akan membutuhkan perhatian ekstra. Itu yang mama tidak mau. Mama tidak mau perhatian kepada keluarga menjadi berkurang.

Nah ini yang mama harap menjadi perhatian darimu juga nantinya sayang. Jangan sampai anak dan suami merasa diabaikan karena pekerjaan kita. Oleh karena itu pililah pekerjaan yang tidak terlalu menuntut perhatian dan waktu yang banyak.

***

Mira, mama terkadang iri melihat kamu dan Gerald. The best relationship is when you can act like lovers and bestfriends at the same time. Itulah gambaran hubungan kalian berdua.

Kalian berdua itu cocok, nyambung dan saling mencintai. Gerald itu sayang banget sama kamu nduk. Dia itu memang soulmate-mu.

Tapi untuk mengarungi kehidupan rumah tangga yang panjang dan terkadang kejam pada zaman now ini, modal itu terkadang belum cukup.

Cinta, kecocokan dan nyambung itu akan memudar seiring perjalanan waktu, persis seperti keriput dan timbunan lemak yang tidak mungkin bisa kita hindari.

Apa sajakah faktor penyebabnya?

Anak, Pekerjaan, Mertua, Cicilan rumah, Penyakit, dan banyak sekali. Bahkan kamu akan kekurangan kertas untuk menuliskannya. Seiring berjalannya waktu, faktor itu akan terus bertambah. Ketika semuanya tak terkendalikan lagi, maka akan terjadi bencana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun