Maksud hati hendak memeluk gunung apa daya gunungnya langsung meletusÂ
Fraksi PSI (Partai Solidaritas Indonesia) DPRD DKI Jakarta tidak henti-hentinya menebar pesona untuk membuat gegana (gelisah, gaduh dan merana) para rekan sekorps mereka itu di Kebon Sirih.
Jika sebelumnya mereka ini menebar Aibon ke masyarakat, maka kini mereka membuat sensasi karena mengembalikan dana reses yang tidak terpakai ke kas daerah DKI Jakarta.
Karuan saja hal itu membuat rekan sekorps mereka di Kebon Sirih blingsatan!
"Kurang ajar, sombong, naif, sok teu, licik, kere, jelek, muka oplas!" demikianlah kira-kira umpatan rekan mereka yang pastinya akan di dukung oleh seluruh korps wakil rakyat sebangsa setanah air di seantero NKRI tercinta ini.
Namun sebaliknya dengan para mantan wakil rakyat yang meringkuk di hotel prodeo karena terlibat korupsi. Mereka ini akan tertawa berguling-guling hingga terkentut-kentut karena tidak mampu menahan geli..."Hare gene ternyata masih ada juga buaya yang menolak bangkai!"
Tidak tahukah para anak muda ini kalau dana reses itu adalah "uang jajan" bagi wakil rakyat?
Yang penting kegiatannya ada. Dokumentasinya ada. Laporan pemakaian dananya ada, lengkap dengan kuitansi tentunya. Soal kebenaran data yang tertulis di Laporan pemakaian dana dengan fakta sebenarnya, biarlah hanya Tuhan dan anggota dewan yang terhormat itu saja yang mengetahuinya.
Tentunya tidak semua angggota dewan yang berpikiran begitu.
Sama halnya seperti dunia artis. Ada artis papan atas, papan tengah maupun artis figuran yang kebagian peran untuk "ditabrak becak"
Nah bagi "artis figuran," dana reses ini tentulah sangat berharga buat mereka untuk menopang penampilan mereka, agar mereka ini bisa eksis ditengah-tengah pergaulan yang hedonis ini.