Sejak orang Mesir kemudian membangun Piramid, ini adalah untuk pertama kalinya sebuah diskotek mendapat penghargaan seperti itu. Untungnya, penghargaan itu kemudian dicabut kembali. Kalau tidak, maka para mumi itu dengan girangnya akan segera masuk ke colosseum...
Penghargaan ini jelas kontroversial tersebab beberapa hal.
Pertama, Kaitannya dengan penutupan Alexis.
Sebenarnya Anies tidak pernah menutup Alexis seperti janjinya ketika kampanye dulu. Faktanya adalah izin usaha dari Alexis itu telah berakhir, dan Anies tidak memperbarui perpanjangan izinnya. Otomatis Alexis tutup. Tapi jangan mau terkecoh sodara-sodara sebangsa setanah air.
"What's in a name?" Apalah arti sebuah nama? Kata Shakespeare dalam kisah Romeo and Juliet.
Alexis memang tutup, tapi bisa berganti nama menjadi Alexa, Alexandrie maupun Alendir, dengan kegiatan seperti sedia kala! Mengapa juga nama Alexis ditutup kalau ternyata Colosseum diberi penghargaan?
Artinya ada inkonsistensi sikap dari Gubernur Anies Baswedan dalam menyikapi dunia gemerlap.
Parameternya itu apa, karena Alexis jelas-jelas lebih menarik banyak "wisatawan" lokal maupun manca negara daripada Colosseum. Pengunjung itu linier dengan kontribusi pemasukan bagi kas Pemprov DKI juga.
Kedua, Kaitannya dengan narkoba dan kemaksiatan.
Mencari diskotek yang terbebas dari narkoba dan kemaksiatan itu sama persis seperti mencari ibu rumah tangga yang masih perawan!
Jangan pernah mencari wedang uwuh, wedang jahe atau es teh tawar di dalam diskotek, karena kebanyakan yang dijual adalah minuman berakohol.