Alhasil, kita akhirnya melihat pertunjukan solo seorang "Ronaldo Keling" seperti di MU atau Real Madrid dulu itu. Solksjaer tampaknya berharap betul pada tuah "Ronaldo Keling" pada sosok Rashford ini, dan berhasil!
Mata adalah seorang playmaker jempolan dan Martial adalah penyerang utama MU. Akan tetapi mobilitas dari kedua pemain ini pasti akan membatasi pergerakan dari Rashford sendiri. Rashford akan terisolasi di sayap kiri saja sehingga gampang dikoentji oleh serge Aurier.
Sebaliknya dengan memberi ruang berlebih kepada Rashford, Solksjaer berharap agar Lindgard dan James bisa juga membantu pertahanan, plus Sissoko juga tidak akan berani naik sembarangan untuk membantu penyerangan Spurs.
Hal itu kemudian terbukti di lapangan. Pergerakan liar dari Rashford membuat Aurier dan Sissoko harus bergantian menjaganya. Tekel terlambat dari Sissoko kepada Rashford kemudian bahkan memberi gol kemenangan bagi MU lewat penalti Rashford sendiri!
Sebenarnya strategi Solksjaer ini mencontek strategi Mou kala ia menghadapi tim-tim besar yang bermain dengan mengandalkan penguasaan bola.
Setelah bisa memastikan pertahanan dan gelandang bertahan "pat-rapat," maka Solksjaer fokus kepada serangan balik cepat, dan berusaha untuk mencuri gol terlebih dahulu, baru kemudian berusaha mengamankannya. Babak pertama memang menjadi milik MU. Ini memang trade-mark Mou, yang kemudian menambahkannya dengan pertahanan rapat ala "parkir bus"
Mourinho sendiri datang dengan rasa percaya diri yang tinggi. Berbekal tiga kemenangan beruntun plus sepuluh gol ke gawang lawan membuat Mou sumringah akan mempermalukan petinggi MU yang memecatnya, pelatih baru MU, para pemain nakal MU, plus fans yang sering menyorakinya dulu, di rumah keramat mereka itu sendiri!
Tak terbayang rasa bahagia mendalam di benak Mou ketika meninggalkan Old Trafford dengan membawa kemenangan dari tuan rumah...
Akan tetapi mimpi tinggal mimpi... Apa sebabnya?
Sebabnya karena Mourinho terkena azab dari gaya bermainnya sendiri!