Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fenomena Liar Liverpool Musim 2019/2020

16 Oktober 2019   13:02 Diperbarui: 16 Oktober 2019   13:12 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roberto Firmino, sosok sentral dalam permainan Liverpool, sumber: tommyharris.co.uk

Contoh paling jelas terlihat pada laga di Liga Champion, ketika Liverpool dibekap Napoli 2-0. Kedua gol Napoli dicetak menit ke-80 akibat kesalahan Robertson yang menjatuhkan Dries Mertens di kotak penalti, dan blunder van Dijk di menit ke 90+2 yang memberikan bola secara cuma-cuma kepada Llorente.

Ketika berhadapan dengan Salzburg kemudian, van Dijk bahkan menjadi bahan olok-olokan para netizen, karena pemain terbaik Eropa itu terlalu gampang dikelabui para bocah Salzburg. Tiga gol bersarang di gawang Liverpool dengan cara yang cukup konyol.

Untunglah para pemain Liverpool tidak lupa melesakkan empat gol ke gawang Salzburg, sehingga Liverpool masih bisa menuai tiga angka dari pertandingan itu. Kalau tidak, pastilah "bonek" di kota Beatles itu akan murka, sehingga mereka akan menggantikan lagu "Hey Jude" dengan lagu "Lagi Syantik" dari Siti Badriah!

Rupanya karena selama ini terbiasa bermain dengan irama cepat dan "syantik," para pemain Liverpool ini tergagap dan tergugup ketika terjadi perobahan transisi dari bertahan ke posisi menyerang.

Firmino adalah tokoh sentral dalam perobahan transisi selama ini. Akan tetapi, kini tak selalu Firmino langsung memaksakan serangan ketika posisi Salah dan Mane tidak terlalu bagus.

Terkadang Firmino sedikit menahan bola, menurunkan tempo, dan bahkan mengoper bola kembali ke Fabinho di belakang. Padahal biasanya kedua bek sayap dan gelandang sudah pada posisi "on" untuk mendukung serangan.

Situasi beginilah yang membuat pertahanan Liverpool menjadi goyah ketika lawan kemudian melakukan pressing ketat terhadap Firmino maupun Fabinho. Apalagi para pemain belakang Liverpool suka melakukan backpass ketika ditekan lawan.

Musim ini, van Dijk sendiri sudah tiga kali tercyduk melakukan blunder backpass. Teranyar blundernya kepada Llorente akhirnya membuat gawang Adrian jebol untuk kedua kalinya di Naples.

Ketika Alisson bermain, hal ini tidak terlalu berpengaruh karena ia adalah seorang "kiper-libero" yang terbiasa memakai kakinya ketika bertahan, dan akrab juga dengan backpass dari para bek.

Akan tetapi Adrian terlahir sebagai seorang kiper konvensional. Ketika berhadapan melawan Southampton, Adrian juga berbuat blunder berbuah gol konyol pada menit ke-83.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun