Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naik MRT ke Jalan Teuku Umar

27 Juli 2019   18:43 Diperbarui: 27 Juli 2019   18:50 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan dan Surya Paloh, sumber : Medcom.id

Hitung-hitungannya sederhana saja, mirip dengan hitung-hitungan dagang. Kemarin itu belum apa-apa, Cak Imin sudah menyodorkan 20 nama calon menteri dari PKB. Nasdem yang "merasa paling berjuang" pada Pilpres kemarin itu pun tampak sudah bersiap-siap untuk melirik posisi strategis. Tampaknya bos dari kedua parpol ini lah yang paling getol untuk terlibat dalam penyusunan kabinet Jokowi. Namun akhirnya keduanya keciwe...

Presiden Jokowi sendiri sudah mengisyaratkan kalau beliau ini tidak merasa terbeban lagi dalam periode kedua kepemimpinannya, sebab beliau tidak bisa mengikuti Pilpres 2024 lagi. Jadi Jokowi fokus bekerja sepenuhnya hanya untuk periode sekarang saja. Artinya susunan kabinet nanti tetap akan mengakomodir kader parpol koalisi, tetapi dengan jumlah dan posisi yang terbatas. Selain itu, kalau kader parpol tersebut tidak mampu menunjukkan performa yang baik, pasti akan ditendang juga dari kabinet.

Statement pak presiden ini tentu saja langsung mematahkan hati para petinggi parpol yang sudah keburu menyusun "Daftar peserta konvensi Menteri 2019-2024" Takutnya sudah ada pula yang sempat menyetor "uang pendaftaran, uang Adm plus uang seragam..."

Kini dinamika politik tanah air memasuki fase baru yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun sebelumnya, melebihi strategi "Poros Tengah" yang digagas Amien Rais dan kawan-kawan dua dekade lalu ketika menyingkirkan Megawati dan PDIP.

Pengalaman pahit dan getir selama dua dekade terakhir ini rupanya telah memberikan PDIP pelajaran penting bagaimana cara memainkan kartu truf yang mereka miliki.

Kartu bagus (pemenang pemilu) pun menjadi sia-sia kalau tak cakap memainkannya. Kini para petinggi parpol pun terkesiap ketika Megawati mulai memainkan kartunya. Dua dekade "diperolokkan" tentu membuat Megawati belajar banyak mengenai kekuatan dan kelemahan para "teman-temannya."

Di politik memang tidak ada lawan sejati maupun teman sejati, yang ada hanyalah kepentingan. Ketika dua parpol punya kepentingan yang sama, maka mereka akan berteman. Sebalikya ketika kepentingannya berseberangan, maka seketika itu pula mereka menjadi lawan.

Ketika acara makan sate, nasi goreng dan nasi kebuli ini sudah terang benderang disaksikan oleh masyarakat, lantas bagaimana kah kini posisi parpol dan kekuatan politik tanah air?

Berbicara tentang kekuatan politik tentu saja tidak akan lepas dari perolehan kursi parpol pada Pileg kemarin. Selain itu kelihaian mengatur strategi dan lobi-lobi politik tingkat tinggi pun sangat diperlukan agar bisa menempatkan kader pada posisi kunci di DPR, MPR maupun kabinet. Uraian lengkapnya mari kita simak di bawah ini.

Agenda pertemuan Anies-Surya Paloh, sumber : Liputan6.com
Agenda pertemuan Anies-Surya Paloh, sumber : Liputan6.com
Pertama, Gerindra.

Dengan merapat ke koalisi Jokowi, maka kini warga Gerindra akan kembali ke fitrahnya, yaitu murni 100% bermazhab Nasionalis yang "seiman" dengan PDIP. Sedangkan warga Gerindra penikmat "mabok agama," bisa dipastikan akan hijrah ke parpol sebelah. Namun demikian perpindahan warga ini tidak akan mempengaruhi perolehan kursi Gerindra di parlemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun