Bo kek Siansu tertegun membaca perintah tersebut. Dia tidak mengenal tanah leluhur, apalagi dia baru saja bertunangan dengan Kajol, kekasihnya yang keturunan Keling itu. Tapi ini adalah takdirnya, dan dia tidak akan mengelak!
Keesokan harinya, diiringi lagu Kuch kuch hota hai, Kajol melepas kepergian Bo kek ke tanah leluhur. "Koko... aku ikut..." pinta Kajol memelas.
"Jangan moi-moi (dinda)... perjalanan ke tanah leluhur itu berat, kau tidak akan kuat... biar aku saja..." jawab Bo kek dengan lembut. Setelah melewati adegan berlari sambil bersembunyi dibalik pohon Waru, lagu Kuch kuch hota hai pun diakhiri. Bo kek kemudian pergi diiringi  linangan air mata Kajol...
***
"Tum Paas Aaye, Yoon Muskuraaye..." mendadak lagu indah tersebut sirna dari lamunan Bo kek, karena berganti teriakan dari para penumpang kapal layar yang dinaiki Bo kek. Kapal Bo kek sudah mendekati wilayah Nanning di daratan Tiongkok setelah sebelumnya melewati perbatasan Vietnam. Konon di sekitar sini memang banyak bajak laut!
Betul saja, tampak bajak laut dari Sam-kwa Pai (Perguruan Bintang Tiga) yang dipimpin oleh duet Fat Lie Han Zhia dan Fat Lie Zhon, yang juga merupakan tangan kanan Po Bouw Oh, datuk sesat bergelar jai-hwa-cat (penjahat cabul) itu. Mereka langsung merangsek dan menjarah harta benda yang ada di kapal tersebut.
Bo kek tenang saja ketika penjahat itu mendekatinya. Uangnya aman tersimpan didalam kolor yang memiliki dompet itu. Penjahat yang tersinggung dengan sikap Bo kek yang berpura-pura ngorok, segera menyerangnya dengan sebilah golok yang terasa pas dipakai untuk mengupas kelapa itu...
"Wuss..." golok membabat angin hanya beberapa milimeter dari atas kepala Bo kek. Penjahat itu kaget, padahal tadi dia sudah menyetel pas di leher! Kali ini penjahat itu mengarahkan goloknya pas ke selangkangan! "Wuss..." kali ini penjahat itu terpaksa harus melepaskan goloknya. Tangannya terasa panas terbakar, bahkan kini bulu keteknya terasa gosong!
Ternyata Bo kek telah mengeluarkan Ilmu Pukulan Bian-sin-kun (Tangan Sakti Kapas) melalui selangkangannya yang diteruskan ke pedang dan ke tangan penjahat tersebut. Tiga orang teman penjahat itu yang mencoba menyerang Bo kek juga mendapat musibah yang sama.
Fat Lie Han Zhia dan Fat Lie Zhon yang juga menyerang Bo kek justru bernasib lebih buruk. Mereka kini kehilangan seluruh bulu-bulu yang melekat disekujur tubuh mereka. Karena panas, mereka segera melompat kedalam air dan segera menghilang bersama anak buahnya...
***