Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal Memang Tidak Pantas Berlaga di Eropa!

25 Februari 2018   05:00 Diperbarui: 25 Februari 2018   05:58 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arsenal akhirnya lolos dari babak 32 besar Liga Eropa setelah dikalahkan Ostersunds 1-2 pada pertandingan yang berlangsung di Emirates Stadium. Pada babak pertama "tim antah-berantah" itu mengungguli Arsenal 2-0 dalam waktu hanya 70 detik saja. Untunglah Sead Kolasinac berhasil mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 1-2. Sebelumnya pada leg I ketika bermain dikandang sendiri, Ostersunds kalah 0-3. Hasil akhir kemudian menjadi 4-2 untuk keunggulan Arsenal.

Tak banyak yang tahu kalau Arsenal adalah "Klub terkaya kedua didunia," sekalipun prestasi mereka itu seret! Kekayaan Arsenal memang berada dibawah Manchester City, tetapi diatas MU, Liverpool, Barcelona, bahkan Real Madrid! Arsenal kemudian mampu memiliki stadion sendiri, Emirates Stadium yang megah, berbiaya 390 juta Pound! Catat, Inter Milan dan AC Milan bahkan tidak memiliki stadion sendiri! Semuanya itu berkat reformasi ala Wenger...

"Reformasi Pelit" ala Wenger itu dimulai sejak dia berkuasa pada tahun 1996 lalu. Lewat "wangsit" dan penciuman tajam para pencari bakat, tim Arsenal kemudian berburu bakat muda ke Amerika Latin, Eropa Timur maupun Afrika. Mereka juga berburu "pemain senja" dengan status free-agent yang masih bisa dipoles untuk 2-3 tahun lagi. Prinsip Wenger itu adalah mencari pemain "murmer" (murah meriah) tetapi potensial.

Selain dari sponsor dan hak siar, pendapatan klub itu biasanya dari tiket dan kaos (appareal) Tetapi bagi Arsenal, hal itu masih ditambahkan lagi dengan "menjual pemain!"

Pada tahun 1997, Wenger membeli Nicholas Anelka seharga 500 ribu Pounds dari PSG. Dua tahun kemudian, Wenger menjual Anelka seharga 24,5 juta Pounds ke Madrid, alias 49 kali lipat dari modal pembelian!

Tahun 2002 Kolo Toure datang berkat biaya setoran sebesar 130 ribu Pounds. Januari 2009  Wenger lalu menjual Toure ke Manchester City sebesar 13 juta Pounds! Tahun 2004 Wenger menebus Robin van Persie sebesar 4,5 juta Pounds dari Feyenoord. Tahun 2012 MU kemudian membeli RvP seharga 30 juta Pounds dari Arsenal! Lalu Wenger menjadikan Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Peter chech menjadi bintang di Arsenal, padahal sebelumnya para pemain itu terusir dari klub yang mereka bela...  

Jadi kalau urusan jual-beli pemain, Arsenal ini memang "biangnya." Coba bandingkan misalnya dengan MU. Paul Pogba dulu dilepas dengan gratis, eh malah kemudian harus ditebus kembali dengan mahar sebesar 89 juta Pounds! Gerard Pique "diusir" dari Old Traffod untuk kemudian menjadi bintang Barcelona! Victor Lindelof dibeli dari Benfica dengan harga sebesar Rp 583 miliar hanya untuk menatap bokong Mourinho dari bangku cadangan...

***

Setelah terlalu lama "memiskinkan fans" dan menjadi kaya raya, kini Arsenal dituntut untuk memberikan reward dan respect kepada fans yang sudah setia untuk mendukungnya selama ini! Betapa tidak, harga tiket Arsenal itu paling mahal sedunia! Tiket terusan Arsenal berkisar 1.014-2.103 Pounds (Rp 19 juta hingga Rp 39 juta) Bandingkan dengan Barcelona yang 103 Pounds ataupun Bayern Munchen yang menjual tiket terusannya seharga 109 Pounds!

Harga tiket Arsenal yang mahal itu, kini merembet ke appareal. Di Pasar Tanah Abang, kaos Arsenal KW-2 kini berharga Rp 60 ribu. Padahal kaos Real Madrid bertuliskan CR-7 KW-2 bisa ditebus seharga Rp 45 ribu, setelah proses tawar-menawar sengit dengan si-uda. Kupluk sablonan Arsenal dijual tak kurang dari Rp 50 ribu sebuah. Padahal dengan uang segitu sudah bisa mendapatkan dua buah kupluk MU bergambar Mourinho...

Kalau Arsenal itu memang klub kaya raya, lantas dimana letak benang merah persoalan redupnya prestasi Arsenal yang memang sudah lama loyo itu?

Reformasi Arsenal 1996 yang salah satunya dengan mendatangkan Wenger itu memang telah berhasil mengangkat derajat Arsenal ketempat yang lebih tinggi dalam kancah sepak bola internasional. Akan tetapi dunia sepakbola Inggris juga telah berubah dengan cepat. Satu dekade lalu klub sepakbola Inggris melakukan reformasi total dalam kepemilikan klub.

Para taipan kaya dari Rusia, Amerika Serikat dan Asia (Arab, China dan Thailand) kemudian "menggelontorkan uang yang tak berseri" ketubuh liga Inggris lewat klub sepakbola yang mereka beli. Klub sepakbola Inggris kemudian bermetamorfosa menjadi sebuah industri yang membuat sepakbola, entertaiment dan bisnis berpadu dalam satu paket magis yang hebat.

Dengan uang berlimpah, klub sepakbola Inggris mulai jor-joran untuk membeli pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia. Alumni dari akademi sendiri (bukan alumni 212) justru terpaksa harus dipinjamkan ke klub lain untuk menambah jam terbang mereka. Sebaliknya para pemain inti didapat dengan cara instan. Sebagian dibeli dengan harga transfer yang sangat tinggi. Sebagian lagi justru diimingi dengan gaji yang banyaknya gak ketulungan. Akhirnya klub-klub sepakbola Inggris itu tak berbeda dengan para pelakor...

***

Pada zaman milenial ini tidak ada lagi yang tersembunyi. Para pemburu bakat kini "bergentayangan" keseluruh penjuru bumi untuk mencari pesepakbola berbakat. Fee yang didapat sebagai agen dari seorang bocah yang diramalkan akan menjadi The next Messi, lebih dari cukup untuk membeli sebuah Lamborghini Gallardo baru! Hal itu membawa sebuah konsekwensi bagi Wenger. Kini tidak ada lagi pemain bagus yang murah apalagi gratis Monsieur!

"Karena pelit," Wenger tidak mau lagi berbelanja pemain-pemain berbakat untuk kemudian dipoles di akademi. Wenger hanya mengandalkan pemain binaan yang ada di akademi sendiri. Perlahan tapi pasti Wenger kemudian "menimbun racun dalam tubuhnya sendiri..."

Memang sampai tahun lalu Arsenal masih bisa eksis di papan atas EPL maupun Liga Champion. Akan tetapi semuanya itu berkat pemain bagus yang mulai uzur. Sampai kapan Wenger mengandalkan Ramsey, Cech, Welbeck, Mertesacker, Koscielny atau Wilshere? Tanpa adanya regenerasi yang baik, Arsenal pasti akan tersingkir dari EPL!

Kini kondisi Arsenal sangat memprihatinkan, apalagi mereka telah tersingkir dari Liga Champion. Hampir mustahil mereka bisa bermain di Liga Champion lewat jalur normal (finished setidaknya di urutan-4 EPL) Pintu belakang tersedia hanya kalau Arsenal bisa menjuarai Liga Eropa. Namun para fans tidak yakin, wong "melawan coro" dikandang sendiri saja bisa kalah....

***

Wenger berprinsip tidak akan mau membeli pemain mahal. Dia lalu mengejek klub lain seperti Chelsea, City, MU, Liverpool yang jor-joran membeli pemain mahal. Tetapi Wenger lupa kalau Arsenal itu tidak masuk lagi dalam daftar klub The Big Five EPL! Beberapa tahun terakhir ini Wenger mulai cemas, lalu dia menjilat ludahnya sendiri!

Tahun 2016 lalu Wenger membeli Shkodran Mustafi dengan nilai RP 605,57 miliar dan Granit Xhaka dengan nilai sebesar Rp 657,47 miliar. Musim panas lalu Wenger membeli Lacazette dari Lyon dengan nilai 45 juta Pounds (Rp 778,58 miliar) yang harganya bisa melesat hingga mencapai 52 juta Pounds berdasarkan penampilan Lacazette. Teranyar Wenger membeli Aubameyang dari Dortmund dengan nilai 56 juta Pounds!

Kondisi "Opa Wenger" ini sebelas dua belas dengan "Opa Reformasi," AR yang dulu katanya bernazar mau jalan kaki ke Monas! Mereka berdua ini sama-sama menderita Post Power Syndrome, terlalu banyak bacot! Mereka pikir mereka masih sehebat dulu, padahal dunia sudah berubah. Reformasi itu tidak pernah berhenti bro, melainkan terus berjalan sesuai dengan tuntutan zaman... 

"Pemuda gagah pada zaman old pastilah akan loyo pada zaman now..." Kalau tidak mau tersingkir, ya harus update mengikuti perkembangan zaman...

Jadi kalau Arsenal mau jagoan seperti dulu lagi caranya gampang saja. Wenger harus melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh Chelsea, City atau MU yaitu jor-joran membeli pemain bagus sekalipun harganya mahal! Hal itu tidak sulit dilakukan karena duit Arsenal itu bejibun. Tapi kali ini Wenger terpaksa harus menjilat "dahaknya" sendiri....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun