Tanpa diduga tiba-tiba Lenny datang ke rumah. Aduh mati aku! "Hai Lenn...kenalin ini papa. Pah, ini Lenny..." kataku dengan grogi...
Aku melihat muka Lenny yang putih itu seketika memucat... Tapi papa pintar membuat suasana menjadi nyaman bagi semua orang...
Lenny lalu menghidangkan kopi andalannya bagi kami. Papa meminum kopi dari mug bertuliskan "papa" sedangkan aku terpaksa mengalah, meminum kopi dari mug bertuliskan "mama." Sekalipun begitu, cita rasa kopi itu tetap tidak berubah. Lezatnya terasa di lidah, sensasinya singgah di hati...
Tanpa terasa dua jam lebih kami bertiga ngobrol, lalu aku berpamitan kepada Lenny untuk mengantar papa ke bandara. Aku belum tahu sikap papa mengenai hubunganku dengan Lenny. Akan tetapi aku sangat menaruh hormat kepada papa. Apa pun itu papa telah membuatku bangga di depan Lenny...
Sebelum masuk ke ruang tunggu bandara, aku memanggil papa. "Pah, gimana dong..."
"Apanya... ehm Lenny itu baik, cakep dan sopan lagi.."
"Iya.. tapi gimana pah, papa setuju gak dengan rencanaku tadi"
"Gini deh, ntar kita bahas lebih detail lagi. Gak usah buru-buru. Yang jelas papa sudah lihat Lenny dan papa suka padanya. Papa juga sudah liat chemistry diantara kalian...very good! Jadi papa dukung hubungan kalian. Itu dulu, sisanya nanti ya kita bahas lagi, oke?"
"Siappp komandan, laksanakan!" jawabku sambil memeluk papa dengan rasa senang. Wah aku senang sekali. Dukungan moral dari papa ini sudah lebih dari cukup bagiku. Rasanya aku tidak tega untuk memintah lebih lagi..Â
Setelah mengantar papa aku lalu membeli coklat dan es krim. Hari ini langit cerah sekali. Nanti malam aku mau merayakan suka cita ini sambil menatap bintang-bintang dilangit bersama Lenny....
Sudah tiga hari ini aku di Jakarta. Kemarin ada sepupu yang menikah jadi aku menghadiri resepsi pernikahannya bersama seluruh keluargaku. Pagi ini aku bersama Ben, temanku hendak mencari obat ke Pasar Pramuka.Â