Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parade Demo Lebay FPI Vs Strategi Jitu Jokowi

15 Oktober 2016   20:08 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 6940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini ada dua peristiwa teramat penting bagi warga masyarakat. Yang pertama tentu saja Demo anti Ahok soal penistaan agama dan para ulama. Yang kedua tentu saja “Blitzkrieg,  serangan kilat cepat dan diam-diam “ala Nazi pada hari yang sama, yaitu pengangkatan “Duet maut” JoTa (Ignasius Jonan-Arcandra Tahar)  Popularitas dan prestasi kerja duo JoTa ini diharapkan akan melampui duo macan zaZon (Fahri Hamzah-Fadli Zon)

Mari kita cermati satu per satu isu panas ini.

1. Demo FPI

Demo yang dipimpin lelaki berdaster putih ini berjalan dengan tertib seperti karnaval teletubbies. Mungkin hal ini ada juga pengaruhnya dari daster putih tersebut. Biasanya daster dipakai oleh wanita, tetapi dalam demo ini, beberapa lelaki memakai daster putih tersebut...

Melihat dari jalannya demo tersebut, jelas para investor kecewa berat dengan hasil demo yang tidak menghasilkan apa-apa ini, kecuali sampah botol air mineral dan sampah nasi bungkus.

Tujuan dari demo itu adalah untuk menarik perhatian dari pihak yang berkepentingan dan sekaligus juga menyampaikan maksud, tujuan dan kepentingan sponsor.

Demo memerlukan strategi yang tepat. Tepat waktu, tepat guna dan tepat sasaran. Demo adalah seni. Demo FPI kemarin itu hanya kesia-siaan saja. Kalau hanya untuk menarik perhatian saja, pendemo itu cukup membuka saja dasternya sambil berjalan kaki menuju Balaikota, pasti CNN dan media asing lainnya akan segera meliputnya.

Tujuan utama dari demo FPI ini adalah untuk “memaksa” polda Metro segera menangkap Ahok, agar yang bersangkutan tidak bisa mengikuti Pilgub DKI. FPI juga sia-sia ke Balaikota karena tidak akan bertemu dengan Ahok, karena Ahok tidak suka melihat lelaki memakai daster, apalagi yang berwarna putih! Kabarnya Ahok lagi “molor” di Marunda menunggu demo FPI bubaran.

Biaya untuk “pendemo profesional”, nasi bungkus, transpor, sound system, honor korlap, spanduk  dan lain-lain mencapai Milyaran rupiah. “Event Organizer Demo” biasanya mematok keuntungan bersih tak kurang dari 30% dari total biaya, padahal mereka tidak bisa menjamin keberhasilan mencapai sasaran. Ibarat petasan, demo gagal ini hanya suaranya saja yang gede!

Ahirnya duet ASi (Agus-Sylviana) dan ASU (Anies -Sandiaga Uno) sementara harus gigit jari karena tidak mendapat keuntungan dari demo ini. Para haters juga bersedih karena demo lebay ini tidak menggigit seperti yang dibayangkan. Yang untung hanya FPI saja sebagai “Event Organizer” demo ini.

***

2. Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri ESDM

Dihari yang sama dengan demo lebay tersebut, dengan senyap dan tanpa demo, Presiden melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM. Khusus untuk Arcandra, banyak pihak memprediksi dan berharap, pada suatu saat nanti beliau ini akan kembali ke ESDM.

Ramalan dan harapan orang banyak tersebut ternyata terkabul. Namun jabatannya adalah Wakil Menteri ESDM. Ini memang pas. Tadinya presiden sudah memberikan jabatan Menteri, tetapi karena kelalaian Arcandra sendiri, ia ahirnya tergusur. Akan tetapi karena presiden sayang kepadanya dan dia berkelakuan baik, maka dia diangkat menjadi Wakil Menteri.

Bagi Jonan sendiri, ini adalah kado yang sangat istimewa baginya. Setelah cuti liburan selama tiga bulan, dia dipanggil untuk naik kelas ke departemen paling top! Ada “departemen kering” ada “depatemen basah” Kini dia berada di “departemen paling licin” itulah sebabnya presiden menaruh dua orang kuat disini supaya mereka “tidak terjatuh!”

Dulu Jonan selalu memakai baju dinas sederhana khas Perhubungan. Urusannya dengan kondektur, sopir bis, calo tiket atau pengemudi ojek/taksi online. Topik pembahasan berkisar pada masalah kir, terminal, SIM bodong atau pungli jembatan timbang. Kini Jonan harus membiasakan diri bergaul dengan kalangan atas, yaitu orang-orang yang bepergian dengan private jet!

Kedepan kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada “duet orang baik” ini. Tapi yang jelas sebentar lagi akan banyak orang yang tidak suka kepada mereka. Di departemen paling licin itu banyak kepentingan bermain yang juga melibatkan orang dalam, bahkan mungkin juga dari dalam istana! Kepentingan memang selalu diatas segalanya.

Akan tetapi kita yakin, duet ini akan mampu mengatasinya. Awal kejatuhan Arcandra dulu dimulai ketika dia menyambangi KPK untuk bekerjasama. Dia lalu diserang untuk “dimatikan!”

Akan tetapi dia akan mendatangi kantor KPK sekali lagi, karena “orang yang sudah mati tidak bisa mati lagi”

Menurut Jokowi, Jonan orangnya berani, punya integritas, punya kapasitas dan kapabilitas. Jonan beda-beda tipis dengan Ahok. Bedanya Ahok lebih narsis dan suka ngomong sedangkan Jonan lebih pendiam. Dulu ketika menjabat Dirut kereta api, Jonan dipaksa bossnya supaya banyak tersenyum. Setelah berlatih, Jonan lalu mengirim senyum terbaiknya kepada bossnya  melalui email. Lalu sang boss tertawa dan berkata, “besok lu bakal menggantiin gua..”

***

Kedua peristiwa diatas memberi makna yang dalam kepada kita. Demo ala FPI kemarin itu tidak memberi makna bagi pembelajaran politik masyarakat. Demo seperti begitu tak ubahnya pelampiasan hasrat dari orang-orang yang bersembunyi dibelakang “pemakan nasi bungkus” yang berteriak-teriak atau memaki-maki itu.

Mereka dibayar memang untuk berteriak bahkan bila perlu bertindak anarkis bila orderannya mengharuskan begitu. Bagi mereka berdemo adalah pekerjaan dan kebutuhan hidup.

Kalau harus memakai baju Hanoman dan berdemo ke Taman Hewan pun, mereka akan tetap melakukannya. Tidak perlu menanya KTP atau kepentingan mereka. Kepentingan mereka hanya honor, nasi bungkus dan kaos!

Pada ahirnya orang baik, “humble” dan tidak membawa kepentingan pribadi tersembunyi didalam pekerjaannya, akan mendapat imbalan yang baik pula. Jonan dan Arcandra adalah orang baik. Ketika presiden memberhentikan mereka, mereka tidak “ngedumel” atau curhat prihatin kepada publik. Mereka tetap menghormati dan menghargai presiden yang telah memberi kesempatan untuk mereka mengabdi kepadanya.

Inilah point paling penting bagi Jokowi agar bisa memperbaiki kebobrokan yang sudah mendarah daging di negeri ini. Negeri ini tidak pernah kekurangan orang pintar! Tetapi sangat sukar menemukan orang pintar yang punya integritas, kapasitas, kapabilitas dan mau mengabdi untuk kepentingan bangsa. Orang pintar yang tersedia bisanya cuma “omong doang,” suka mencuri panggung dan mencari kepentingan pribadi. Tidak tahu diri, bahkan ingin kelihatan lebih hebat dari bossnya sendiri!

Jokowi beruntung memiliki duet baik ini. Duet ESDM ini juga sangat beruntung mempunyai boss yang baik dan mau berdiri didepan anak buahnya untuk menghadapi lawan.

Adakah yang lebih indah daripada kesempatan kedua? Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mendapatkannya, walaupun harus menunggu dulu di Amerika selama beberapa tahun.

Terasa istimewa bagi keduanya karena mereka menerimanya kembali dalam tiga bulan saja.

Berbahagialah orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang memberikan kesempatan kedua bagi orang lain, agar supaya orang lain tersebut dapat membahagiakan dirinya sendiri dan bangsanya!

http://www.kompasiana.com/chokky/sri-mulyani-indrawati-kembalinya-sang-kembang-century_579c949e83afbd703887979c

Reinhard Freddy

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun