Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parade Demo Lebay FPI Vs Strategi Jitu Jokowi

15 Oktober 2016   20:08 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 6940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka dibayar memang untuk berteriak bahkan bila perlu bertindak anarkis bila orderannya mengharuskan begitu. Bagi mereka berdemo adalah pekerjaan dan kebutuhan hidup.

Kalau harus memakai baju Hanoman dan berdemo ke Taman Hewan pun, mereka akan tetap melakukannya. Tidak perlu menanya KTP atau kepentingan mereka. Kepentingan mereka hanya honor, nasi bungkus dan kaos!

Pada ahirnya orang baik, “humble” dan tidak membawa kepentingan pribadi tersembunyi didalam pekerjaannya, akan mendapat imbalan yang baik pula. Jonan dan Arcandra adalah orang baik. Ketika presiden memberhentikan mereka, mereka tidak “ngedumel” atau curhat prihatin kepada publik. Mereka tetap menghormati dan menghargai presiden yang telah memberi kesempatan untuk mereka mengabdi kepadanya.

Inilah point paling penting bagi Jokowi agar bisa memperbaiki kebobrokan yang sudah mendarah daging di negeri ini. Negeri ini tidak pernah kekurangan orang pintar! Tetapi sangat sukar menemukan orang pintar yang punya integritas, kapasitas, kapabilitas dan mau mengabdi untuk kepentingan bangsa. Orang pintar yang tersedia bisanya cuma “omong doang,” suka mencuri panggung dan mencari kepentingan pribadi. Tidak tahu diri, bahkan ingin kelihatan lebih hebat dari bossnya sendiri!

Jokowi beruntung memiliki duet baik ini. Duet ESDM ini juga sangat beruntung mempunyai boss yang baik dan mau berdiri didepan anak buahnya untuk menghadapi lawan.

Adakah yang lebih indah daripada kesempatan kedua? Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mendapatkannya, walaupun harus menunggu dulu di Amerika selama beberapa tahun.

Terasa istimewa bagi keduanya karena mereka menerimanya kembali dalam tiga bulan saja.

Berbahagialah orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang memberikan kesempatan kedua bagi orang lain, agar supaya orang lain tersebut dapat membahagiakan dirinya sendiri dan bangsanya!

http://www.kompasiana.com/chokky/sri-mulyani-indrawati-kembalinya-sang-kembang-century_579c949e83afbd703887979c

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun