Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rhenald Kasali dan Kelas Menengah yang Cengeng

10 Oktober 2016   18:50 Diperbarui: 10 Oktober 2016   20:00 4813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca “curhatan” Prof Rhenald Kasali pada pada Kompas.com minggu 9 oktober 2016, dengan judul “Kelas Menengah Baru, Tegar atau Cengeng? Membuat saya benar-benar terperanjat. (Sumber: dari sini)

Dari dulu saya memang suka membaca tulisan Prof. Rhenald karena tulisannya itu enak, ringan, segar dan mengalir lancar sehingga cocok dibaca menjelang tidur.

Menarik mencermati curhatan Prof Rhenald ini, karena beliau termasuk orang yang jarang “mengeluh”. Wajahnya selalu terlihat riang, penuh senyum menawan dan terkesan “wise” mood dan penampilannnya pun selalu terkontrol.

Setelah mencari tahu, sayapun menjadi paham. Sejak beliau ini menjabat komisaris utama PT. Angkasa Pura II, wajah senyum menawan itu terkadang berubah menjadi wajah cemberut dan cemen. Kini beliau menjadi pengikut pak Beye yang suka curhat-curhatan di sosmed.

Kursi empuk komisaris utama PT. Angkasa Pura II itu memang benar-benar enak. “Kalau sudah duduk, jadi suka lupa berdiri” Kursi empuk itu juga mampu membuat seseorang untuk melupakan “nasehat-nasehat bijak” yang sering diucapkannya dalam beberapa seminar atau perkuliahan kepada orang lain.

Sudah lihat cuitan beliau di twitternya?

“Sudah deh, jangan buat akun2 baru yg beranak pinak. Kalian itu dibayar Changi ya utk jelek2an Indonesia, bodoh!”

Duh Gusti. Ini yang ngomong preman Tanah Abang atau siapa? Duh professor ini “mematahkan hati” banyak orang, dimana kata-kata bijakmu prof?Ah... tiba-tiba saya teringat kepada MT dengan salam supernya.

***

Inti persoalan dari curhatan ini adalah pengoperasian Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta. Pengoperasiannya terkesan dipaksakan, karena bandara ini memang belum benar-benar siap untuk dioperasikan. Hal itu memang terbukti, okelah kita abaikan saja soal keluhan-keluhan penumpang yang bersifat subjektif dan debateable. Lebih baik kita membahas soal teknis yang bisa diukur dan dilihat dengan gampang.

Banjir yang melanda areal kedatangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun