Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meluruskan yang Bengkok “Sapi Punya Susu Benggali Punya Nama”

6 Agustus 2016   22:23 Diperbarui: 7 Agustus 2016   14:20 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :news.liputan6.com

Ada yang sangat menggelikan disini. Maksut Freddy Budiman narkoba pastilah inex karena memakai satuan butir, dan relasi harga pasaran. Akan tetapi Freddy Budiman dan jutaan orang yang mengerti narkoba, tidak akan mengatakan narkoba untuk inex! Inex adalah inex. Narkoba meliputi ganja (dengan satuan linting atau kg) sabu/heroin (mg/gram) atau inex, happy five (butir) Struktur penjualan narkoba juga mengikuti hirarki dagang biasa. Tidak mungkin bandar besar mengecer inex ke konsumen, jadi tidak mungkin keuntungannya mencapai 200.000/butir! Jelas penulis naskah ini, tidak memahami betul soal narkoba!

Cerita busuk ini juga berusaha mengarahkan kita, bahwa dengan keuntungan yang begitu besar, maka terasa wajar kalau sekiranya Freddy Budiman mampu memberikan 450 Milyar ke BNN, 90 Milyar ke pejabat tertentu Mabes Polri. Mari kita hitung-hitungan. Anggap untuk setiap butir inex, Freddy memberi 30 rb ke BNN, maka inex yang dibawa Freddy adalah 450 Milyar/30 rb = 15 juta butir. Berarti penghasilan Freddy adalah 15 juta x 200.000 = 3 Triliun.

Daripada cape-cape mengurus Tax Amnesty, lebih baik Pemerintah “tukaran” kebebasan Freddy Budiman dengan 3 Triliun, lumayan buat menambal defisit APBN!

Kisah menggelikan lainnya adalah penuturan Freddy Budiman, “Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang2, dimana si jendral duduk disamping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi dibagian belakang penuh barang narkoba”     

Saya rasa ini sudah sangat kebangetan dan menghinakan TNI, melebihi uang sogokan kepada BNN maupun Polri! Tentulah ada protap kalau seorang jenderal bintang dua naik mobil dinas melakukan perjalanan darat dari Medan ke Jakarta yang menempuh ribuan kilo meter tersebut.

Tentulah “ritual perjalanan aneh itu akan terdengar juga sampai Cilangkap! Siapakah jenderal bintang dua yang aneh tersebut? Yang pasti tentu tidak ada! Kalau ada, tentu Kodim/Korem sepanjang Medan – Jakarta pasti dan pasti akan mengetahuinya, termasuk jika perjalanan dinas itu dilakukan 20 tahun yang lalu.

Cerita berlanjut ketika Freddy bersama petugas BNN pergi ke China untuk mengunjungi pabrik narkoba. Penulis testimoni ini sudah sangat amat menghinakan nalar publik! Sebagai seorang operator, bahkan bandar besarpun, tidak mungkin Freddy Budiman diperbolehkan produsen  untuk mengetahui pabrik narkobanya! Buktinya dalam “pemahaman penulis testimoni” Freddy mengajak petugas BNN mengunjungi pabrik!

Dibagian ahir, dari tahun 2014 sampai sekarang (dua tahun) orang sekaliber koordinator KontraS tak mampu mencari pledoi, dan bahkan tidak mengetahui siapa pengacara Freddy Budiman! Sungguh amat keterlaluan! Semua orang tentu tahu KontraS adalah LSM komisi untuk orang hilang! Tugasnya adalah untuk mencari orang hilang! Dan dinegara ini katanya tidak ada yang rahasia!  

Dan yang menarik, testimoni ini dibuat dua tahun lalu pada pertemuan pertama dan satu-satunya di Lapas Nusakambangan dalam perbincangan selama hampir dua jam.

Setelah kita analisa secara sederhana, kita ahirnya paham cerita ini mengandung kebusukan karena tidak logis samasekali, dan tidak dapat kita pakai sebagai alasan untuk mengungkap keterlibatan oknum aparat dalam peredaran narkoba.

Tentulah banyak cerita sumbang tentang keterlibatan aparat dan itu sangat benar adanya karena ada juga oknum aparat sebagai pemakai bahkan juga sebagai pengedar. Tapi jangan lupa, oknum jahat ada diseluruh dunia, bukan hanya di Indonesia saja! Masalah narkoba bukan hanya tanggung jawab polisi saja tapi tanggung jawab kita bersama. Jangan didramatisir seakan-akan mustahil untuk melaporkan oknum polisi yang nakal kepada kantor polisi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun