Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Move On

9 Juli 2016   17:00 Diperbarui: 9 Juli 2016   17:06 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari itu Rini duduk termangu seorang diri dikursi meja makan. rintik hujan menemani kegalauan hatinya dipagi yang dingin itu. Pikirannya menerawang memutar balik kisah perjalanan hidupnya. Dua puluh enam tahun usia perkawinannya yang telah menghasilkan dua putra baginya itu telah berahir dengan sendu. Dari kaca mata luar, tidak ada yang salah dengan pernikahan yang bahagia itu. Tetapi ia telah mengahirinya, karena pernikahan itu penuh dengan kebohongan, kepalsuan dan penghianatan. Cinta tidak pernah hadir dirumah ini.

Baginya cinta sudah lama berlalu. Yang ada cuma kesetiaan dan kewajiban buat keluarga, dan ia sudah melaksanakannya selama ini dengan baik, terkadang bahkan dengan mengabaikan perasaannya. Tetapi ia juga bahagian dari keluarga ini. Dia juga butuh pelukan hangat, penghormatan dan cinta, yang selama ini tidak pernah didapatkannya.

Cinta itu tidak gratis dan tidak akan datang sendiri. Cinta harus dicari dan direbut. Bahkan setelah mendapatkannyapun tetap harus diperjuangkan agar tidak menguap. Dia juga seorang insan biasa yang butuh pelukan, penghormatan dan cinta. Kalau ia tidak mendapatkannya disini, maka dia akan mencarinya diluar sana!

***

Rini telah bekerja dua puluh tujuh tahun disebuah bank swasta di Jakarta, sedangkan suaminya adalah seorang pengusaha. Andy, anaknya yang pertama telah selesai kuliah dan bekerja disebuah Bank Pemerintah di Surabaya. Anaknya yang kedua Rudy, kuliah di Surabaya dan sebentar lagi akan menyelesaikan perkuliahannya.

Sebagai seorang pengusaha, mas Anto, suaminya sering mengalami pasang surut dalam dunia usahanya. Kalau lagi bagus, biasanya mas Anto akan membeli mobil baru, berfoya-foya, dan sering berada diluar kota. Kalau lagi susah, dia akan lebih banyak berada dirumah. Rini sering juga meminjam uang teman, atau menggadaikan perhiasannya untuk membantu usaha mas Anto. Tetapi bukan itu yang membuat Rini sebel. Suaminya doyan perempuan dan terlalu sering kelayapan, apalagi kalau lagi banyak duit!

Hatinya sering berontak, tapi ibunya selalu membujuknya. Sebagai orang Jawa dan dibesarkan dalam budaya Jawa, isteri harus manut kepada suami. begitulah selalu nasehat ibunya. Belakangan, ia mengetahui kalau ayahnya dulu mempunyai simpanan. Ternyata, mas Anto dan ibunya mengetahuinya, dan mendiamkan saja. Ia tidak pernah diberitahu. Hal itu  membuatnya sangat sakit hati.

***

Rini mempunyai seorang teman kantor bernama judith. Judith seorang janda. dia menceraikan suaminya enam tahun yang lalu karena suaminya sering berselingkuh. Judith berpenampilan menarik dan mempunyai banyak teman, terutama pria. Ia sering mengajak Rini menemaninya, karena ia merasa kurang nyaman terhadap isteri teman-temannya itu, karena ia seorang janda.

Hampir dua tahun ini mereka sering bertemu dengan teman-temannya. Ada dua orang yang mendapat perhatian khusus dari Rini, salah satunya karena mereka jomblo.

Herman, jomblo yang belum pernah menikah dan Dani, jomblo yang diceraikan isterinya empat tahun yang lalu. Keduanya menarik, sopan dan baik hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun