Era reformasi memang begitu. Kemarin ada kehebohan di sosmed soal pemutaran film nasional.
Temanku berusaha berjuang keras agar dapat tiga kali menonton film tersebut, dan dia mengaku tetap gagal paham, mengapa film tersebut digandrungi orang-orang!
Peluncuran buku juga begitu. Belum apa-apa sudah habis, belinya harus rebutan! Tetapi aku sudah jungkir balik membacanya, termasuk mencoba membaca dari tengah balik ke depan, kemudian mencoba membaca pakai cermin, tetapi aku bernasib malang... aku tetap gagal paham mengapa buku ini digandrungi orang-orang!
Mungkin diperlukan satu era lagi agar negeri ini nyaman untuk ditinggali bersama tanpa rasa curiga.
Perasaan “Nalar” anak reformasi memang lebih rendah dari anak Orba, bahkan anak Orla! Tetapi anak reformasi “gaungnya” lebih kenceng karena mereka banyak bacot. Tong kosong memang nyaring bunyinya!
Reinhard Freddy
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI