Bahkan DNA dan sidik jari manusia pun tidak ada yang sama! Tetapi mengapa banyak pasangan yang “ngaku-cocok?”
Itu sebenarnya pernyataan yang keliru! Mereka hanya “mampu menerima kekurangan” pasangannya, dan tidak mempermasalahkan hal itu! Itu saja, bukan cocok!
**
Mama jadi teringat masa dulu. Sejak dari pacaran mama sering menemani papa ke stadion atau di depan tv, untuk menonton sepak bola.
Bagi mama, sepak-bola adalah “olahraga bodoh” dan “para lelaki bodoh” tergila-gila akan hal “bodoh” tersebut! Coba deh kamu bayangin, ada dua puluh dua orang lelaki “bodoh” menguber-uber sebuah bola. Mereka bahkan tega menarik celana, memukul bahkan menendang orang, demi bola sialan itu, padahal dipasar Gembrong banyak dijual bola kaki! opo gak gendeng toh ndok?
Pada suatu malam, waktu itu mama lagi sakit gigi. Mama menyeterika pakaian yang menumpuk diruang tamu yang sekaligus juga ruang tv. Kamu lagi tidur di sofa, papa nonton bola. Mama lagi bete karena suara tv yang kenceng. Tiba-tiba papa berteriak sambil menari-nari, “goooolll...” Papa langsung mama lempar pake handuk! Papa kaget... Ia baru tahu kalau ternyata mama memang tidak pernah “cocok” dengan “Real Madrid...!”
**
Seperti juga dengan kecocokan, cinta juga akan luntur oleh teriknya matahari, dinginnya malam, perjalanan waktu, keriput dan timbunan lemak...!
Tetapi “Komitmen” akan mengikat semuanya itu! Komitmen akan tetap “menyalakan api harapan” Everything will be ok!
Apakah Komitmen itu? Mama teringat ketika kamu masih bayi dulu. Papa dan mama sama-sama bekerja untuk mencari nafkah.
Karena beban pekerjaan yang berat, kita selalu merasa capai dan cepat sekali tertidur. Kemudian Kamu terbangun dimalam hari karena haus dan harus minum asi!