Dulu Haris pernah bekerja di rumah pak Hartono memperbaiki garasi mobilnya. Mobil dirumah pak Hartono sangat banyak, tapi sayangnya, pak Hartono sudah delapan tahun “stroke” dan hanya bisa berbaring di tempat tidur saja. Ketika Haris berpamitan hendak pergi, Pak Burhan menyalamkan lima ratus ribu rupiah kepadanya.
Kalau ketiban rezeki memang susah nolaknya! Bisik Haris sambil bersyukur.
Kini dia mengerti, setiap orang punya berkat, talenta dan kehidupan masing-masing tanpa bisa memilih. Kalau boleh memilih, tentu saja dia lebih suka menjadi “George Clooney” atau “Tom Cruise” tetapi dia cuma Haris tamatan SMP, dan dia harus belajar menerima dan hidup dengan itu!
Tuhan memberikan berkat melimpah kepada pak Hartono, tetapi hanya berkat “memiliki” bukan “menikmati”
Mobil, rumah dan hartanya banyak, tetapi dia tidak bisa menikmatinya, karena dia lebih sering menghabiskan waktunya ditempat tidur rumahnya, atau di ruang “ICU” rumah sakit.
Kini dia mengerti kenapa Tuhan tidak memberikan mobil kepadanya, karena Tuhan tahu, mobil itu akan menyusahkannya saja. Kalau beli beras saja dia susah, bagaimana dia beli bensin? Rumahnya jauh masuk gang kecil, mobil tidak bisa masuk, jadi mobil harus parkir diluar.
Kalau parkir dijalanan dekat rumahnya, ditinggal sebentar saja, kaca spion dan ban mobil itu mungkin saja sudah copot! Kini Haris tertawa geli. Toh kalau mau pergi kemana-mana, dia selalu naik mobil dan supir.... ( karena naik angkutan umum )
Dia sekarang sadar, Tuhan memberikan berkat “Menikmati” kepadanya tanpa harus perlu menerima berkat “Memiliki” dan itu jauh lebih menyenangkan bagi dia sebab dia tahu Tuhan sangat sayang kepadanya dan keluarganya!
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H