Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bang Toyib 3 Imlek Tidak Pulang

9 Mei 2016   12:48 Diperbarui: 2 Juni 2016   18:04 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang Toyib itu aslinya bernama Cong Ik Sin, Akongnya berasal dari Singkawang yang merantau ke kota Siantar. Cong Ik Sin terlahir diatas beca si Toyib, tetangga mereka. ketika itu mamanya dalam perjalanan menuju ke rumah bu bidan Sulastri.

Karena ditinggal pacarnya, Toyib tukang becak itu ahirnya bunuh diri. Supaya namanya tidak musnah, Cong Ik Sin diberi nama Toyib juga. Ternyata di kampung mereka, ada juga yang bernama Toyib Serigala, karena ia lahir diatas bus Serigala. jadi Tjong Ik Sin disebut juga Toyib becak, untuk membedakannya dari Toyib Serigala.

Di Siantar bang Toyib menjadi juragan becak dan membuka usaha bengkel sepeda. Karena jenuh setiap hari mengurus becak, ahirnya bang Toyib memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Di Jakarta, pekerjaan pertama bang Toyib adalah menjual “Togel” (Toto gelap)

Karena dirasa kurang berkembang, dia pun memutuskan bekerja dibagian “Sandi” (Memecahkan kode/erek-erek togel)

Ahirnya usahanya pun berkembang laris manis. Orang-orang tidak hanya minta “nomer buntut” tetapi juga penglaris, jodoh, tolak bala, pelet dan lain sebagainya. Kalau di Siantar orang memanggilnya Toyib becak, di Jakarta orang menyebutnya Suhu Cong Ik Sin.

Setahun di Jakarta, bang Toyib pun hendak pulang ke Siantar merayakan Imlek.

Tidak ada gading yang tak retak, seperti analogi sepandai-pandai tupai melompat, akan jatuh juga! Pada suatu malam, tiba-tiba datang seorang jawara marah-marah sambil membawa golok! Rupanya dia telah menjual seluruh bajaj-nya untuk membeli togel, dan ternyata meleset! Ruang praktek bang Toyib diobrak-abrik, bang Toyib kabur lewat genteng!

Keesokan harinya, banyak orang datang sambil marah-marah. Ada seorang “Cewe malam” dari Mangga-besar pesan “pelet” sama bang Toyib, tetapi kemudian, dia malah ditinggal sama “Oom-nya”, dan dia digebukin sama “Ori si-Oom”. Ada yang pesen “penglaris” buat di toko, eh setelah dipasang, tokonya makin sepi!

Untuk mengurangi amukan massa, ketua RT ahirnya memanggil polisi, yang lalu memasang “police-line” dipraktek bang Toyib. Polisi ahirnya memutuskan membuka “counter” dirumah ketua RT, untuk menerima pengaduan dari masyarakat. Bang Toyib pun masuk daftar DPO. Ketika Imlek tiba, terpaksalah bang Toyib merayakannya dengan makan apem di Ciawi!

Kini bang Toyib menghilang dari peredaran, dia kini tinggal bersama temannya di Belitung.

Tanpa terasa, Imlek telah tiba! Karena DPO, bang Toyib terpaksa merayakan Imlek di Belitung. Tetapi hatinya senang bukan kepalang melihat kemeriahan Imlek yang belum pernah dilihatnya. Setiap hari orang berpesta, dari pagi sampai malam! Tetapi ketika teringat akan keluarganya, dia merasa sedih juga...

Pengangguran di Belitung, bang Toyib merasa bosan juga. Ahirnya dia hengkang ke Surabaya, Lalu membuka bengkel sepeda dan usaha becak!

Setahun berlalu, dan Imlek tiba! bang Toyib bersiap-siap hendak pulang ke Siantar. Tiba-tiba didepan Indomaret, dia bertemu dengan Akim. Tadinya dia tidak mengenali wajah Akim, tetapi Akim tidak akan pernah melupakan wajah bang Toyib! Dulu Akim datang ke praktek, meminta lulur pemulus wajah. Tetapi setelah memakai lulur, mukanya malah jadi bopeng!

Sudah lama Akim mencari-cari suhu Cong Ik Sin sambil membawa gerinda! Melihat situasi yang kurang menguntungkan, bang Toyib dengan seketika segera “menghilangkan diri” dengan bersembunyi ke Bangkalan, Madura. Ketika Imlek tiba, diapun merayakannya seorang diri sambil makan rujak petis!

Kini bang Toyib sudah lelah bersembunyi, dan dia sudah pasrah akan nasibnya. Tidak ada tempat yang paling nyaman didunia ini selain di Siantar, dan dia akan pulang kesana. Sebentar lagi Imlek akan tiba. Di Siantar Imlek tidak meriah, tetapi disanalah dia akan merayakannya, karena disitulah rumahnya.

Dia terbangun ketika bus PMH itu berhenti di “Simpang Beringin”. “Ada tas dibagasi bang?” kernet kurus itu bertanya kepadanya. Toyib hanya menggeleng. “Tareeek” sikurus itu berteriak sambil melompat kedalam bus yang sudah mulai berlari!

Horeeee.. Bang Toyib sudah pulang!!!

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun