Pengangguran di Belitung, bang Toyib merasa bosan juga. Ahirnya dia hengkang ke Surabaya, Lalu membuka bengkel sepeda dan usaha becak!
Setahun berlalu, dan Imlek tiba! bang Toyib bersiap-siap hendak pulang ke Siantar. Tiba-tiba didepan Indomaret, dia bertemu dengan Akim. Tadinya dia tidak mengenali wajah Akim, tetapi Akim tidak akan pernah melupakan wajah bang Toyib! Dulu Akim datang ke praktek, meminta lulur pemulus wajah. Tetapi setelah memakai lulur, mukanya malah jadi bopeng!
Sudah lama Akim mencari-cari suhu Cong Ik Sin sambil membawa gerinda! Melihat situasi yang kurang menguntungkan, bang Toyib dengan seketika segera “menghilangkan diri” dengan bersembunyi ke Bangkalan, Madura. Ketika Imlek tiba, diapun merayakannya seorang diri sambil makan rujak petis!
Kini bang Toyib sudah lelah bersembunyi, dan dia sudah pasrah akan nasibnya. Tidak ada tempat yang paling nyaman didunia ini selain di Siantar, dan dia akan pulang kesana. Sebentar lagi Imlek akan tiba. Di Siantar Imlek tidak meriah, tetapi disanalah dia akan merayakannya, karena disitulah rumahnya.
Dia terbangun ketika bus PMH itu berhenti di “Simpang Beringin”. “Ada tas dibagasi bang?” kernet kurus itu bertanya kepadanya. Toyib hanya menggeleng. “Tareeek” sikurus itu berteriak sambil melompat kedalam bus yang sudah mulai berlari!
Horeeee.. Bang Toyib sudah pulang!!!
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H