Sebuah studi dari MIT Media Lab (2018) menemukan bahwa berita palsu menyebar enam kali lebih cepat daripada berita yang berbasis fakta. Salah satu alasannya adalah karena banyak tulisan yang menggunakan retorika emosional tanpa logika yang kuat.
Oleh karena itu, jika ingin menulis dengan baik, kita harus belajar membangun argumen yang berbasis logika. Berikut beberapa prinsip dasar logika yang bisa membantu dalam menulis:
Prinsip Sebab-Akibat
Setiap pernyataan harus memiliki alasan yang jelas. Jika kita menulis bahwa "Pendidikan di Indonesia masih tertinggal," kita harus bisa menjelaskan apa penyebabnya dan data apa yang mendukung pernyataan tersebut.-
Konsistensi
Jangan sampai satu paragraf bertentangan dengan paragraf lainnya. Misalnya, di awal tulisan kita mengatakan bahwa media sosial bermanfaat bagi pendidikan, tetapi di akhir kita justru menyimpulkan bahwa media sosial berbahaya bagi pelajar tanpa menjelaskan kontradiksi tersebut. Menghindari Kesalahan Berpikir (Logical Fallacies)
Banyak tulisan yang terlihat meyakinkan tetapi sebenarnya penuh dengan kesalahan berpikir. Contohnya:- Strawman Argument: Memelintir argumen lawan agar lebih mudah diserang.
"Orang yang menolak kebijakan ini pasti tidak peduli dengan rakyat." Padahal, bisa saja ada alasan lain yang lebih masuk akal. - False Dilemma: Seolah-olah hanya ada dua pilihan padahal ada opsi lain.
"Kalau kamu tidak mendukung kebijakan ini, berarti kamu anti-kemajuan." - Circular Reasoning: Argumen yang berputar-putar tanpa kesimpulan yang jelas.
"Kita harus melakukan ini karena ini adalah hal yang benar untuk dilakukan."
- Strawman Argument: Memelintir argumen lawan agar lebih mudah diserang.
Jika kita bisa menghindari kesalahan-kesalahan ini, tulisan kita akan lebih kuat dan sulit untuk dibantah.
Menulis yang Logis Membantu Masyarakat Berpikir Kritis
Dalam era informasi yang penuh dengan opini liar dan propaganda, kemampuan menulis dengan logika yang baik menjadi semakin penting. Jika lebih banyak orang menulis dengan berbasis data dan logika yang kuat, masyarakat pun akan terbantu untuk berpikir lebih kritis.
Menurut data World Economic Forum (2020), keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah adalah dua kemampuan yang paling dibutuhkan di dunia kerja. Sayangnya, keterampilan ini sering kali kurang diajarkan dalam sistem pendidikan kita.
Salah satu cara terbaik untuk melatih berpikir kritis adalah dengan menulis. Ketika kita menulis dengan logis, kita otomatis belajar memilah informasi, menguji validitas argumen, dan menyusun kesimpulan yang masuk akal.
Menulis dan Berpikir Logis adalah Keterampilan yang Bisa Dilatih