Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Meski Barbershop Menjamur, Tukang Cukur Tradisional Tak Akan Tergusur

27 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 28 Januari 2025   11:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potong rambut di barbershop (Unsplash)

Selain itu, tukang cukur tradisional juga memiliki keunggulan kompetitif. Biaya operasional mereka jauh lebih rendah. Mereka tidak perlu membayar sewa tempat yang mahal atau mengeluarkan biaya besar untuk dekorasi. Efisiensi ini membuat mereka mampu menawarkan harga yang sangat terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Adaptasi Tukang Cukur Tradisional

Namun, keberlanjutan tukang cukur tradisional tidak semata-mata bertumpu pada nostalgia dan loyalitas pelanggan lama. Mereka juga harus beradaptasi. Beberapa tukang cukur mulai menggunakan teknologi sederhana, seperti memanfaatkan media sosial untuk promosi. Ada juga yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, misalnya mempelajari gaya potongan modern yang sedang tren.

Di sisi lain, beberapa tukang cukur tradisional juga menyadari pentingnya pelayanan ekstra. Meski sederhana, mereka mulai menambahkan layanan seperti pijat kepala atau penataan rambut. Ini menjadi bukti bahwa tukang cukur tradisional tidak antik, tetapi tetap relevan dengan zaman.

Perspektif Ekonomi dan Budaya

Keberadaan tukang cukur tradisional juga harus dilihat dari perspektif yang lebih luas. Secara ekonomi, mereka adalah bagian dari sektor informal yang memberikan kontribusi signifikan, terutama di daerah pedesaan. Tukang cukur tradisional menciptakan lapangan kerja, meskipun skalanya kecil.

Dari sisi budaya, mereka adalah penjaga tradisi. Tukang cukur tradisional sering kali menjadi bagian dari identitas lokal. Misalnya, gaya cukur khas daerah tertentu yang tidak ditemukan di barbershop modern. Kehilangan mereka sama saja dengan kehilangan sebagian kecil warisan budaya.

Tantangan di Masa Depan

Meski memiliki keunggulan dan daya tariknya sendiri, tukang cukur tradisional tidak bisa mengabaikan tantangan. Salah satu tantangan utama adalah regenerasi. Banyak tukang cukur tradisional yang sudah berusia lanjut. Anak-anak mereka sering kali tidak ingin melanjutkan profesi ini, karena dianggap kurang menjanjikan secara finansial.

Selain itu, stigma juga menjadi masalah. Ada anggapan bahwa tukang cukur tradisional kurang higienis atau tidak mengikuti tren. Padahal, banyak dari mereka sebenarnya sangat menjaga kebersihan dan mampu beradaptasi dengan gaya baru.

Tukang Cukur Tradisional vs. Barbershop: Bisa Hidup Berdampingan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun