Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Meski Barbershop Menjamur, Tukang Cukur Tradisional Tak Akan Tergusur

27 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 28 Januari 2025   11:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potong rambut di barbershop (Unsplash)

Di tengah kemewahan barbershop modern dengan sofa empuk, AC dingin, dan musik kekinian, tukang cukur tradisional tetap berdiri kokoh. Mereka tidak dilengkapi alat serba canggih atau interior Instagramable. Namun, dalam kesederhanaan itu, ada daya tarik yang membuat mereka tetap relevan. Pertanyaannya adalah, bagaimana tukang cukur tradisional bertahan di tengah maraknya barbershop yang menjamur seperti jamur di musim hujan?

Tukang Cukur Tradisional: Lebih dari Sekadar Potong Rambut

Siapa yang tidak mengenal tukang cukur di sudut jalan? Bangku kayu usang, kaca besar dengan pinggiran kayu, dan lemari kecil yang menyimpan alat cukur sederhana. Sebagian dari mereka bahkan membuka jasa keliling, lengkap dengan alat cukur yang ditaruh di kotak kecil. Harga jasa mereka, yang biasanya lebih murah daripada barbershop modern, menjadi salah satu daya tarik utama.

Namun, di balik tarif ekonomis ini, ada nilai lebih yang sering kali tidak disadari. Tukang cukur tradisional menawarkan pengalaman personal yang sulit ditemukan di tempat lain. Obrolan hangat tentang isu terkini, tips hidup, hingga guyonan khas menjadi pelengkap saat rambut dirapikan. Mereka bukan sekadar "pemotong rambut," tetapi juga teman ngobrol yang selalu siap mendengarkan.

Maraknya Barbershop dan Budaya Grooming Modern

Fenomena barbershop modern bukanlah hal yang bisa diabaikan. Dalam lima tahun terakhir, tren ini berkembang pesat, terutama di kota-kota besar. Data dari sebuah riset pasar menunjukkan bahwa industri barbershop di Indonesia tumbuh sekitar 15% per tahun sejak 2018. Faktor pendorongnya? Perubahan gaya hidup.

Dulu, perawatan rambut dan penampilan mungkin dianggap hanya urusan perempuan. Kini, pria pun semakin peduli dengan grooming. Barbershop hadir menawarkan lebih dari sekadar jasa potong rambut. Mereka menjual pengalaman: rambut dipotong dengan gaya terkini, layanan pijat kepala, bahkan produk perawatan eksklusif. Tidak heran, tarifnya bisa mencapai lima kali lipat dibandingkan tukang cukur tradisional.

Tapi, apakah itu cukup untuk menggusur keberadaan tukang cukur tradisional?

Kesetiaan Pelanggan dan Daya Tarik Tukang Cukur Tradisional

Jawabannya ada pada kata kunci ini: kesetiaan pelanggan. Banyak pelanggan tukang cukur tradisional adalah generasi yang sudah langganan sejak kecil. Ada ikatan emosional yang sulit tergantikan. Mereka percaya pada keterampilan sang tukang cukur yang sudah terbukti bertahun-tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun